Jumat, 5 September 2025

Ketua Umum ABII Hashim: RI Berpeluang Jadi Pusat Pengembangan Teknologi dan Pasar Biochar Global

Biochar terbukti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembapan, mengurangi emisi gas rumah kaca.

Istimewa
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI - Ketua ABII, Hashim Djojohadikusumo. Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) resmi diluncurkan pada Senin (7/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Biochar Indonesia International (ABII) resmi meluncur sebagai wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar.

Ketua Umum ABII, Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat pengembangan teknologi dan pasar biochar global karena Indonesia punya keunggulan sumber daya biomassa yang melimpah.

"Peluncuran ini menjadi tonggak awal dari perjalanan panjang untuk membawa biochar dari laboratorium dan lahan pertanian ke kebijakan publik, pasar karbon, dan solusi perubahan iklim global," ujar Hashim dikutip dari Kontan, Rabu (9/7/2025).

Biochar adalah bahan padat berpori kaya karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik (biomassa) dalam kondisi terbatas oksigen atau tanpa oksigen (pirolisis).

Baca juga: Hadapi perubahan iklim, Limbah Organik Diubah Jadi Biochar

Menurutnya Indonesia bisa jadi negara adidaya biochar, sebab tidak banyak negara yang punya sumber daya biomassa seperti di dalam negeri. Mungkin hanya Indonesia, DRC Kongo, Brasil, Venezuela. 

Negara-negara tropis yang punya biomassa luar biasa. Bukan berupa pertanian tapi juga berupa hutan.

“Ini adalah kekayaan kita, ini adalah suatu sumber luar biasa. Indonesia saya yakin, semua yakin bisa jadi adidaya, super power dari biochar,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif ABII, Phil Rickard menjelaskan, biochar adalah arang hasil proses pirolisis biomassa organik seperti limbah pertanian (jerami, sekam, cangkang sawit, dan lainnya) dalam kondisi minim oksigen.

Proses ini, kata Phil, tidak hanya menghasilkan bahan yang sangat berguna untuk pertanian dan reklamasi tanah, tetapi juga mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang, menjadikannya salah satu teknologi andalan untuk mitigasi perubahan iklim.

Menurutnya, biochar terbukti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembapan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan bahkan membantu retensi unsur hara.

“Manfaat utamanya adalah meningkatkan kesuburan tanah dan daya serap air, yang tentu saja akan meningkatkan hasil panen setiap tanaman,” jelasnya.

Dia menyebut, Indonesia menghasilkan lebih dari 100 juta ton limbah pertanian (biomassa) tiap tahunnya, untuk itu lewat biochar bisa menjadi salah satu solusi sekaligus meningkatkan nilai ekonomi.

“1 ton biochar kurang lebih US$ 300 harga internasional, kita bisa dapat devisi luar biasa,” terang Phil.

Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Wakil Ketua ABII, Diaz Faisal Malik Hendropriyono menuturkan, seiring dengan pemanasan global yang kian terasa, biochar bisa jadi salah satu sektor yang diharapkan bisa menurunkan emisi karbon.

“Di dalam Nationally Determined Contribution (NDC) kedua atau Second NDC yang sedang kami susun, biochar ini salah satu sektor kita harapkan bisa menurunkan emisi,” tuturnya dilokasi yang sama.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan