18 Proyek Hilirisasi Senilai Rp618 Triliun Diserahkan ke Danantara
Dari 18 proyek hilirisasi mayoritas atau sebanyak 8 proyek hilirisasi berada di sektor mineral dan batu bara.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 18 proyek strategis nasional dengan nilai investasi fantastis mencapai Rp618,13 triliun disebut telah memasuki tahap prastudi kelayakan (pra-FS).
Danantara Indonesia adalah badan pengelola investasi strategis yang mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Nama ”Daya Anagata Nusantara” diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Daya" berarti energi, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara keseluruhan mencerminkan kekuatan dan potensi masa depan Indonesia.
Baca juga: Dorong Hilirisasi Industri Kopi Nasional, Bamsoet: Wajah Indonesia di Mata Dunia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyerahkan dokumen prastudi kelayakan 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional senilai 38,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp618,13 triliun kepada BPI Danantara.
Bahlil merinci, dari 18 proyek tersebut, mayoritas atau sebanyak 8 proyek hilirisasi berada di sektor mineral dan batu bara.
Lalu, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian, 2 proyek transisi energi, dan 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.
Dengan nilai investasi sebesar 20,1 miliar dollar AS (Rp 321,8 triliun) untuk hilirisasi minerba, 14,5 miliar dollar AS (Rp 232 triliun) untuk ketahanan energi, 444,3 juta dollar AS (Rp 7,11 triliun) untuk hilirisasi pertanian, 2,5 miliar dollar AS (Rp 40 triliun) untuk transmisi energi, dan 1,08 miliar dollar AS (Rp 17,22 triliun) untuk hilirisasi kelautan dan perikanan.
"Nilai investasi dari proyek-proyek ini sebesar 38,63 miliar dolar AS dalam bentuk studi pra-FS, sementara total nilai proyek keseluruhan mencapai Rp618,13 triliun," ujar Bahlil di Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
Bahlil mengatakan, hal tersebut belum termasuk proyek ekosistem baterai kendaraan listrik khusus yang tengah disiapkan sesuai arahan Presiden dalam rapat terbatas.
Dari 18 proyek tersebut, delapan di antaranya bergerak di sektor hilirisasi mineral dan batu bara, dua proyek terkait transisi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, serta tiga proyek hilirisasi di sektor kelautan dan perikanan.
“Dalam berbagai kajian pra-FS ini, kami sudah melewati proses yang panjang. Diskusi, kajian mendalam antar tim, melibatkan akademisi, pelaku usaha, hingga teknologi. Tim kami bahkan sudah turun ke lapangan untuk memastikan kesiapan proyek,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa hasil kajian pra-FS masih belum sempurna. Karena itu, tahap penyempurnaan akan diserahkan kepada Dantara sebagai pihak yang memiliki anggaran penuh untuk melanjutkan proses ini.
"Karena dana kami terbatas, maka penyelesaiannya pun belum bisa utuh. Tapi kami percaya di bawah pimpinan Pak Rosan, Dantara akan lebih paten dan solid dalam mengeksekusinya," imbuhnya.
Proyek-proyek ini diperkirakan memiliki potensi besar dalam penciptaan lapangan pekerjaan, yakni mencapai hampir 300 ribu tenaga kerja. Sebagian proyek bahkan sudah bisa mulai dieksekusi dalam waktu dekat.
Danantara Sebut Proyek Pengolahan Sampah Jadi Sumber Energi Bakal Kolaborasi dengan Swasta |
![]() |
---|
Danantara dan INA Bisa Sediakan Pembiayaan Jangka Panjang untuk Hilirisasi Nikel dan Baterai EV |
![]() |
---|
Petani Tebu Tagih Janji Danantara Mau Serap Gula: Kami Butuh Kepastian |
![]() |
---|
bank bjb Buka Penawaran SR023, Investasi Syariah yang 100 Persen Dijamin Negara |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih Kesulitan Urus Izin NIB, Wamenkop Temui Wamen Investasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.