Rabu, 24 September 2025

AHY Sindir Ada Bandara yang Megah Tapi Tak Berdampak Bagi Masyarakat

Pembangunan infrastruktur harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan secara merata.

Istimewa
AHY BANDARA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (22/7/2025). Ia menyinggung adanya bandara yang kelihatan megah, tetapi belum berdampak bagi masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyinggung adanya bandara yang kelihatan megah, tetapi belum berdampak bagi masyarakat.

Ketika memberikan sambutan saat Rapat Koordinasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (22/7/2025), AHY tak hanya menyinggung bandara.

Ia mencontohkan sejumlah proyek infrastruktur besar seperti bandara, dermaga, jalan, dan bendungan.

Baca juga: Giant Sea Wall jadi Program Prioritas, Menko AHY Minta Tambahan Anggaran Rp200 Miliar Tahun 2026

Dia bilang, meskipun secara fisik rampung dan tampak megah, infrastruktur tersebut belum memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Hal itu, menurutnya, kerap terjadi karena perencanaan yang tidak terintegrasi sejak awal.

"Ini harus kita perbaiki. Kalau perencanaan tidak terintegrasi, pelaksanaannya bisa tidak efektif dan hasilnya tidak langsung berdampak," kata AHY dikutip dari siaran pers pada Rabu (23/7/2025).

Ketua Umum Partai Demokrat itu menilai, paradigma pembangunan nasional perlu digeser.

Paradigmanya harus digeser dari hanya sekadar menyelesaikan proyek infrastruktur, menjadi pendekatan yang berorientasi pada hasil dan dampak nyata bagi masyarakat.

"Membangun bukan hanya sekadar menghadirkan bangunan fisik, melainkan harus selalu ditanyakan apa dampak dari sebuah infrastruktur,” ujar AHY.

Pembangunan infrastruktur disebut harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan secara merata, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Ia menegaskan tidak boleh ada lagi program-program yang dijalankan secara tidak prudent atau sulit dipertanggungjawabkan.

Perencanaan Terpadu

AHY menggarisbawahi pentingnya integrated planning atau perencanaan terpadu sebagai kunci efektivitas pembangunan.

Ia menilai, inefisiensi sering muncul bukan karena niat buruk, melainkan karena lemahnya desain dan koordinasi kebijakan.

Menurutnya, pembangunan yang tidak dirancang secara holistik berpotensi menyia-nyiakan anggaran negara dan melahirkan infrastruktur yang tidak berdampak.

"Inefisiensi itu tidak selalu disebabkan oleh niat buruk, tetapi sering kali terjadi karena kurangnya perencanaan yang terintegrasi," ucap AHY.

Ia mengatakan, banyak keputusan diambil secara tergesa-gesa, tanpa perhitungan matang, lalu langsung dieksekusi.

"Padahal, saat proyek sudah berjalan, seringkali kita tidak bisa mundur, sementara masih ada banyak masalah yang seharusnya diselesaikan lebih dulu,” katanya.

Bandara Sepi

Bandara Kertajati menjadi infrastruktur publik yang sejak pembangunannya rampung dan beroperasi, menuai sorotan dari berbagai pihak.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio pernah menyebut bahwa operasional Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, belum berjalan optimal.

Bahkan, kata dia, operasionalnya kemungkinan belum akan berjalan secara optimal setidaknya lima hingga 10 tahun ke depan.

"Itu 5-10 tahun ke depan belum tentu Kertajati bisa dioperasikan dengan optimal, artinya [belum akan] ada keuntungan untuk perawatan dan sebagainya," kata Agus kepada Tribunnews, Minggu (17/9/2023).

Ia mengatakan, lokasi dari Kertajati masih menjadi persoalan, sehingga membuat bandara ini sepi penumpang.

"Kertajati itu dibangun di tengah antah berantah. Kan tidak bisa memaksa maskapai terbang ke situ kalau tidak ada penumpang," ujar Agus.

"Emangnya negara mau kasih subsidi? Kan tidak. Sekarang mau dijadikan apa? [bandara khusus] haij? Haji setahun cuma tiga bulan, setelah itu buat apa?" lanjutnya

Kemudian, Agus mengatakan masalah akses masih menjadi persoalan.

Adanya Tol Cisumdawu belum akan membantu meningkatkan jumlah penumpang di Bandara Kertajati.

Menurut dia, masyarakat Bandung masih lebih memilih ke Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang dibanding ke Bandara Kertajati.

"Orang daripada ke Kertajati mending ke Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta). Waktu (durasi perjalanan) beda dikit, banyak penerbangannya," ujar Agus.

Kemudian, kata dia, apabila Bandara Kertajati menyasar target penumpang dari Cirebon, juga akan sama sulitnya.

Ia mengatakan, warga Cirebon masih lebih memilih naik kereta, bus, atau kendaraan travel jika ingin ke Jakarta atau arah timur.

Layani Satu Penerbangan

Menurut Senior Executive Vice President PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Roland Sinaga, saat ini ada satu penerbangan internasional yang dilayani Bandara Kertajati, yakni ke Singapura dengan Scoot Airlines.

Ini sekaligus menepis kabar bahwa Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat mangkrak.

"Kalau mangkrak itu kan sama sekali tidak ada penerbangan. Kami ada satu melayani penerbangan rute internasional ke Singapura dengan Scoot Airlines," kata Roland dalam konferensi pers Bandara Kertajati Umrah Travel Fair 2025 yang digelar di Bandung, Rabu (9/7/2025).

Sementara untuk rute domestik tidak ada karena alasan kurangnya armada pesawat dari LionAir, SuperJet, Citilink untuk melayani penerbangan dalam negeri.

"Populasi pesawat komersial, artinya yang terbang benar-benar menurun pasca Covid-19. Dari 65 persen ini, hanya 64 persen yang terbang. 35 persen kemana? Sedang perbaikan reguler," ungkap Roland.

Untuk meramaikan kembali rute penerbangan baik domestik dan internasional, pihak BIJB membuka negosiasi dengan Malaysia Airlines dan AirAsia.

Namun sayangnya, kendala kurangnya armada pesawat ini juga dirasakan oleh maskapai internasional.

"Mereka tidak punya pesawat. Pesawat sedang masuk Regular Maintenance. Setelah sekian ribu jam terbang harus dicek," ungkap dia.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan