Kamis, 18 September 2025

Penerapan Ekonomi Hijau di RI Perlu Didorong dengan Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Penerapan ekonomi hijau dapat maju melalui tiga pilar utama yakni inovasi, investasi, dan inklusi. 

|
Dennis/Tribunnews
EKONOMI HIJAU -- CEO Olahkarsa, Unggul Ananta dan Direktur Lingkungan Bappenas Nizhar Marizi di Jakarta, Kamis (24/7/2025). Ekonomi hijau perlu terus didorong dengan penguatan inovasi dan kolaborasi lintas sektor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ekonomi hijau di Indonesia perlu terus didorong dengan penguatan inovasi dan kolaborasi lintas sektor, seperti pemimpin sektor publik dan swasta, praktisi keberlanjutan, hingga pelaku industri.

Ekonomi hijau adalah pendekatan pembangunan yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan. 

Tujuannya adalah menciptakan sistem ekonomi yang rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial

Direktur Lingkungan Bappenas Nizhar Marizi berujar, pentingnya edukasi mengenai lingkungan sejak dari usia dini. 

Baca juga: Danantara Ajak JBIC Jepang Biayai Proyek Ekonomi Hijau di Indonesia

Nizhar dikenal kerap menekankan pentingnya pendanaan hijau, seperti pajak karbon dan perdagangan karbon untuk menutup kesenjangan investasi dalam transisi energi. 

Ia juga kerap mendorong inovasi pembiayaan berkelanjutan agar Indonesia bisa mencapai target nol emisi tanpa membebani utang nasional.

Selain itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi, hingga memiliki standar atau pedoman yang digunakan perusahaan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.

"Mungkin Indonesia juga perlu punya metodologi, punya standar sendiri. Yang nasional, kita sepakati. Sehingga kalau itu sudah ada kan bisa di-review dan bisa dibandingkan dengan lain," ujar Nizhar di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Ajang Indonesia Corporate Sustainability Outlook (ICSO) 2025 yang diprakarsai Olahkarsa bersama mitra globalnya, S&P Global Sustainable1, bisa menjadi forum nasional yang mempertemukan pemimpin sektor publik dan swasta, praktisi keberlanjutan, hingga pelaku industri.

CEO Olahkarsa, Unggul Ananta, dalam sambutannya menekankan pentingnya integrasi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) ke dalam strategi inti bisnis.

Olahkarsa adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang manajemen keberlanjutan korporat (corporate sustainability).

“Melalui Indonesia Corporate Sustainability Outlook 2025, kami ingin mendorong dialog antar pemangku kepentingan demi kemajuan ekonomi hijau Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi dengan S&P Global Sustainable1 merupakan langkah strategis dalam menghadirkan perspektif global yang relevan dengan kebutuhan nasional.

Menurutnya, ekonomi hijau dapat maju melalui tiga pilar utama: inovasi, investasi, dan inklusi. 

Inovasi menjadi kunci dalam menciptakan solusi aplikatif. Investasi mendukung pembiayaan transisi hijau, dan inklusi memastikan seluruh lapisan masyarakat terlibat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan