Minggu, 10 Agustus 2025

Kereta Cepat

DPR Pertanyakan Danantara Restrukturisasi Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Harus Dikawal

Menurut beberapa perhitungan, proyek kereta cepat ini baru bisa balik modal dalam waktu lebih dari seratus tahun.

Tribunnews/JEPRIMA
KERETA CEPAT - Petugas lokal bersama petugas dari Cina usai melakukan perawatan kereta Whoosh secara berkala di Depo KCIC Tegalluar, Bandung, Jawa Barat. 

"Karena hitungannya (untuk balik modal) seratus tahun lebih. Itu pun kalau konsisten. Nah, ini bagaimana menghadapi ini? Kita harus bicara begitu," ujarnya.

Diketahui, dalam proposal dari pemerintah China, biaya yang diperlukan membangun kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp 85,25 triliun (kurs 1 dollar AS setara Rp 15.500) dengan bunga pinjaman 2 persen.

Namun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sudah dimulai sejak 2016 dan ditargetkan rampung pada 2019, menjadi molor penyelesaiannya ke 2023 karena beberapa hambatan seperti pandemi Covid-19.

Mundurnya target pengerjaan proyek ini membuat terjadinya pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp 18,6 triliun.

Angka ini merupakan hasil audit bersama yang disepakati kedua negara.

Pembengkakan biaya tersebut pun ditanggung oleh pihak Indonesia dan China di mana sebesar 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.

Untuk menutupi cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, konsorsium Indonesia menggunakan dua sumber yaitu 75 persen ditutupi dari utang dari Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) dan 25 persen dibayar menggunakan penyertaan modal negara (PMN).

Restukturisasi Utang Kereta Cepat sedang Dievaluasi

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap upaya restrukturisasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Kami sedang evaluasi dan kami mau memastikan supaya ini bisa (dilakukan, red)," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (6/8/2025).

Menurut Rosan, jika Danantara ingin melakukan aksi korporasi, hal tersebut harus dilakukan secara tuntas. Ia tak ingin sifatnya hanya seperti menunda masalah.

Eks Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu menyebut akan mengumumkan langkah restrukturisasi utang proyek kereta cepat ini pada saat yang tepat.

"Kalau melakukan aksi korporasi itu tuntas gitu ya, bukan hanya sifatnya menunda masalah. Nanti pada saatnya kami akan umumkan langkah-langkah kita merestrukturisasi dari KCIC atau Whoosh ini," ujar Rosan.

Sebagai informasi, proyek kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 19,54 triliun.

Untuk menutup biaya tersebut, proyek ini mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, atau totalnya setara Rp 6,98 triliun.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan