Minggu, 10 Agustus 2025

Kereta Cepat

DPR Pertanyakan Danantara Restrukturisasi Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Harus Dikawal

Menurut beberapa perhitungan, proyek kereta cepat ini baru bisa balik modal dalam waktu lebih dari seratus tahun.

Tribunnews/JEPRIMA
KERETA CEPAT - Petugas lokal bersama petugas dari Cina usai melakukan perawatan kereta Whoosh secara berkala di Depo KCIC Tegalluar, Bandung, Jawa Barat. 

Restrukturisasi Utang untuk Jaga Kinerja BUMN

Adapun sebelumnya rencana restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diungkap oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria.

Ia menyebut Danantara akan mengusulkan beberapa alternatif terkait restrukturisasi kereta cepat kepada pemerintah.

"Memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan, dan segera akan kita usulkan. Tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita tawar, kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," ujar Dony saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (23/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ia menjelaskan bahwa restrukturisasi ini perlu dilakukan untuk menjaga kinerja BUMN yang terlibat dalam proyek kereta cepat, khususnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang menjadi pemimpin konsorsium Indonesia.

Operator Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dengan kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan kepemilikan saham 40 persen.

Adapun komposisi pemegang saham PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,37 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30 persen, dan PT Perkebunan Nusantara I 1,21 persen.

"Ini operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai utang-utang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya. Ini yang nanti akan kita sampaikan (ke pemerintah)," ucapnya.

Meski begitu, Dony tak menjelaskan dengan perinci terkait usulan skema restrukturisasi yang akan diajukan ke pemerintah.

Namun, dia memastikan penyelesaian masalah utang kereta cepat akan dilakukan secara komprehensif dan tidak mengganggu kinerja KAI.

"Kita ingin penyelesaian kali ini komprehensif dan tidak mengganggu kinerja Kereta Api Indonesia ke depan," kata dia. 
 
 
 
 
 
 
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan