Riset Ipsos: Keberhasilan AI Bergantung Pada Kualitas Data dan Tetap Butuh Sentuhan Manusia
Pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial untelligence (AI) kini tidak lagi hanya untuk mengejar kecepatan dan efisiensi
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial untelligence (AI) kini tidak lagi hanya untuk mengejar kecepatan dan efisiensi, tetapi juga untuk memaksimalkan manfaat teknologi ini dapat lebih memahami manusia.
Perusahaan riset pasar global berkantor pusat di Paris Prancis, Ipsos, menegaskan, keberhasilan pemakaian AI di masa depan akan bergantung pada kemampuannya menggabungkan kekuatan teknologi dengan sentuhan manusia.
Baca juga: Luncurkan Program KID 2025, Telkom Kenalkan AI, IoT, Big Data dan Cybersecurity untuk Siswa
Selama ini Ipsos banyak mengerjalan riset dan analisis komprehensif, termasuk produksi dan analisis data, untuk memberikan wawasan terkini tentang masyarakat, tren dan kondisi pasar, serta individu kepada kliennya di seluruh dunia.
Dalam paparan hasil riset terbarunya berjudul “Humanizing AI for Innovation Success” di Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2025, Ipsos menyoroti pentingnya membangun inovasi yang tidak hanya maju secara teknis, tetapi juga selaras dengan nilai, emosi, dan perilaku nyata konsumen.
Optimis Terhadap Masa Depan AI Tapi Tetap Waspada
Data Ipsos AI Monitor 2025 menunjukkan adanya rasa optimisme yang tetap berwaspada terhadap AI secara global. Sebanyak 56 persen responden global percaya bahwa teknologi AI memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugian.
Di Indonesia, tingkat optimisme ini bahkan lebih tinggi, mencapai 85 persen lebih tinggi dari tahun 2024 yang masih 80 persen. Namun 43 persen responden di Indonesia masih khawatir saat menggunakannya.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Dana Rp1,8 Triliun untuk Riset pada Delapan Bidang: Pangan Hingga AI
Hal ini mencerminkan betapa cepatnya masyarakat Indonesia beradaptasi dengan teknologi baru, mulai dari layanan digital di ritel hingga penggunaan AI di bidang kesehatan, pendidikan, dan hiburan, namun tetap dengan sikap hati-hati.
Tingkat kepercayaan ini menjadi peluang besar untuk mengembangkan produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan sehari-hari.
"Di Indonesia, kami sudah melihat AI digunakan di berbagai aplikasi sehari-hari. Survei AI unggulan Ipsos menunjukkan bahwa antusiasme tampaknya terkait dengan prospek ekonomi. Negara-negara yang paling antusias terhadap AI biasanya adalah negara-negara yang percaya bahwa AI akan memberi manfaat besar bagi perekonomian mereka," ujar Hansal Savla, Managing Director Ipsos Indonesia.
Dia menambahkan, tantangan pemanfaatan AI berikutnya adalah memastikan penerapannya tetap etis, inklusif, dan benar-benar bermanfaat. Ini adalah momen penting bagi semua pemangku kepentingan untuk maju bersama.
Baca juga: Telkomsel Tampilkan 6 Solusi AI Terkini di KSTI Indonesia 2025, Dorong Visi Indonesia Emas 2045
Manusia Harus Jadi Pusat Pengembangan AI
Dr. Nikolai Reynolds, Ipsos Global Head of Product Testing mengatakan, meskipun AI dapat memproses data berskala besar dengan cepat, teknologi ini tetap belum mampu sepenuhnya memahami kompleksitas perilaku manusia.
"Keputusan konsumen sering dipengaruhi oleh emosi atau kebiasaan yang tidak mudah diukur oleh algoritma. Ipsos menegaskan bahwa AI yang efektif harus mampu menangkap nuansa tersebut," ungkapnya.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan teknologi tanpa memahami konteks sosial, nilai, dan emosi pengguna. Inovasi berisiko tidak tepat sasaran jika tidak mencerminkan kebutuhan nyata konsumen," lanjut Dr. Nikolai Reynolds.
Telkomsel dan ITB Jalin Kolaborasi Hadirkan AI Innovation Hub di KSTI Indonesia 2025 |
![]() |
---|
OpenAI Rilis GPT-5, Diklaim Lebih Pintar dan Minim Halusinasi, Ini 10 Hal yang Perlu Diketahui |
![]() |
---|
Adopsi AI di Perusahaan Indonesia Tumbuh 47 Persen Tapi Masih Tahap Dasar |
![]() |
---|
AI Berpotensi Mentransformasi Praktik Dermatologi, Kurikulum Harus Sesuai Kemajuan Teknologi |
![]() |
---|
Confluent Investasi 200 Juta Dolar AS di Seluruh Ekosistem Mitra Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.