Jumat, 15 Agustus 2025

Nilai Tukar Rupiah

Ini Penyebab Nilai Tukar Rupiah Mengalami Penguatan, Berikut Faktornya

Ibrahim memperkirakan rupiah sore ini kemungkinan besar akan ditutup di level Rp16.095 per dolar AS.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
NILAI TUKAR RUPIAH - Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat. Rupiah sore ini kemungkinan besar akan ditutup di level Rp16.095 per dolar AS. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis (14/8/2025) pagi naik menjadi Rp16.112 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp16.202 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, ada sejumlah faktor eksternal dan internal yang mendorong penguatan signifikan mata uang Garuda tersebut.

Ibrahim diketahui juga menjabat sebagai Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka dan analisis pasar.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, 3 Juni 2025, Dolar AS Menguat ke Rp 16.301

Secara eksternal, kata Ibrahim, data inflasi Amerika Serikat terbaru terus mengalami penguatan. 

Hal ini mengindikasikan Bank Sentral AS kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan pada September mendatang.

"Faktor yang mempengaruhi penurunan suku bunga adalah laporan Indeks Harga Konsumen AS bulan Juli yang meningkat sesuai perkiraan," ujar Ibrahim, Kamis (14/8/2025).

Ibrahim juga menyebut masuknya Gubernur Bank Sentral AS yang baru mengindikasikan akan ada perubahan signifikan di lembaga tersebut. 

Kemungkinan besar kebijakan ini akan berbanding terbalik dengan era Jerome Powell, yakni menurunkan suku bunga pada semester kedua tahun ini.

Sementara itu, pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin di Alaska, serta rencana Joe Meeting dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dinilai membuat tensi geopolitik sedikit mereda. Kondisi ini ikut mendorong perbaikan indeks harga saham di Amerika, Eropa, dan Asia.

"Bahkan semua mata uang yang melawan dolar AS hari ini juga mengalami penguatan," katanya.

Selain itu, investor kini menunggu data inflasi tingkat produsen serta klaim pengangguran dari AS yang akan dirilis malam ini. 

Data tersebut akan menjadi penentu pergerakan rupiah besok.

Dari sisi internal, Ibrahim menegaskan faktor paling kuat adalah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua Indonesia. 

Sebelumnya, banyak pengamat memprediksi pertumbuhan hanya di 4,7 hingga 4,8 persen. Bahkan pemerintah sempat khawatir angkanya di bawah 5 persen.

"Tapi kenyataannya di luar dugaan mencapai 5,12 persen. Walaupun banyak yang bimbang, ini menunjukkan ekonomi Indonesia kuartal kedua lebih baik dibandingkan kuartal pertama, sehingga membuat pasar optimistis," jelasnya.

Selain itu, investor juga menunggu pidato Presiden Prabowo Subianto yang dijadwalkan menyampaikan rancangan keuangan dan anggaran perdagangan untuk APBN.

"Pasar menunggu apa saja yang akan dibahas. Ini kemungkinan membuat optimisme terhadap perkembangan ekonomi Indonesia bertambah," kata Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah sore ini kemungkinan besar akan ditutup di level Rp16.095 per dolar AS.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan