Senin, 18 Agustus 2025

Pengamat: Memperkuat Daya Saing Pariwisata Bali Butuh Kolaborasi Multipihak

PHRI Bali menekankan bahwa legalitas merupakan kunci membangun usaha berkelanjutan, termasuk di sektor perhotelan dan penginapan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
PARIWISATA BALI - Ketua PHRI Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat menjadi pembicara di ajang Bali Entrepreneurship Minifest 2025 yang digelar IEF Research Institute bersama Himpunan Pengusaha Kahmi (HIPKA) Bali di Denpasar. 

“Setiap usaha penginapan harus beroperasi sesuai aturan. Legalitas bukan hanya melindungi pelaku usaha, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi kembali ke masyarakat lokal,” katanya.

PHRI Bali, lanjut Cok Ace, memiliki lima sasaran strategis: meningkatkan kualitas industri, melindungi dan membina anggota, memperkuat daya saing melalui inovasi, berkontribusi pada promosi pariwisata berkelanjutan, serta memperluas jejaring dan kolaborasi.

Baca juga: Buka Acara Dieng Culture Festival, Eddy Soeparno Dorong Pariwisata Ramah Lingkungan

Ia juga mendorong pengembangan akomodasi berbasis masyarakat seperti homestay dan eco lodge yang menggabungkan kearifan lokal, desain ramah lingkungan, serta memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga.

SDM dan Bonus Demografi

Sementara itu, praktisi pengembangan bisnis sekaligus pengusaha penyewaan private jet dan helikopter, Khairul Mahfuz, menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia.

Ia menyebut bonus demografi sebagai peluang emas yang harus dioptimalkan. Namun, menurutnya, kunci sukses tidak hanya modal dan pasar, melainkan kapasitas diri.

“Pengusaha muda harus visioner, responsif, dan berani mengambil inisiatif,” ujarnya.

Khairul juga mengingatkan pentingnya memahami karakteristik serta level inisiatif karyawan—mulai dari tipe Wait To Be Told yang menunggu instruksi hingga karyawan visioner dan komunikatif.

“Inisiatif karyawan sangat penting bagi kesuksesan organisasi karena meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi. Karyawan dengan inisiatif tinggi cenderung lebih termotivasi, kreatif, dan mampu memberi kontribusi signifikan,” ungkapnya.

IEF Research Institute, atau Indonesia Economics Fiscal Research Institute, adalah sebuah lembaga riset independen dan otonom yang didirikan pada 10 November 2021 di Jakarta.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan