Rabu, 20 Agustus 2025

Tidak Hanya Presiden dan Bulog, Semua Kementerian Didesak Turun Tangan Berantas Mafia Pangan

Ada 92 persen stok beras di Indonesia saat ini dikuasai pelaku usaha swasta. Sementara itu porsi yang di bawah kendali pemerintah hanya delapan persen

Penulis: Erik S
Editor: willy Widianto
Istimewa
MAFIA PANGAN - Ilustrasi mafia pangan. Pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat sidang tahunan MPR soal mafia pangan yang memanipulasi kehidupan rakyat melalui beras adalah alarm serius bagi seluruh pemangku kebijakan. 

Program penanaman jagung yang digerakkan di berbagai daerah telah menutupi ratusan ribu hektare lahan, menghasilkan jutaan ton panen, dan terbukti mendorong peningkatan produksi nasional hingga lebih dari sembilan persen. 

Kesungguhan Kapolri dalam program ini patut diapresiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, karena sejalan dengan agenda kedaulatan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah.

Baca juga: 21 Merek Beras Diduga Oplosan, DPR: Kita Harus Bersihkan Mafia Pangan dari Hulu ke Hilir

Lebih jauh, Haidar Alwi menilai langkah Polri ini bisa diperluas. Jika hari ini sukses di jagung, maka ke depan dapat masuk ke padi hingga menghasilkan beras yang langsung menyentuh kebutuhan pokok masyarakat. 

Dengan begitu, Polri benar-benar hadir sebagai pelindung sekaligus penggerak ekonomi rakyat di sektor paling vital: pangan. Keterlibatan Polri di sektor beras juga dipandang mampu mempersempit ruang mafia beras yang selama ini menguasai distribusi dan memainkan harga. 

“Dengan pengawasan ketat Polri, jalur distribusi beras bisa lebih transparan, permainan harga dapat diputus, dan rakyat kecil akan merasakan harga yang lebih wajar,” jelas Haidar Alwi.

Rangkaian capaian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo membawa Polri ke level yang berbeda. Ia tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi hajat hidup rakyat. 

Dari jagung hingga beras, dari program pangan hingga pemberantasan mafia distribusi, Polri tampil sebagai institusi yang dekat dengan rakyat. Itulah sebabnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo layak disebut sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa versi Haidar Alwi Institute.

“Ketika Polri mampu menjaga keamanan sekaligus menggerakkan ekonomi pangan rakyat, maka itulah bukti nyata hadirnya polisi humanis yang bekerja untuk bangsa, bukan hanya institusi. Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memberi teladan itu,“ pungkas Haidar Alwi.

Diketahui guna memberangus mafia pangan, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri sudah menetapkan enam tersangka dalam kasus dugaan produksi dan peredaran beras premium yang tidak sesuai dengan standar mutu atau beras oplosan. Pertama pada Jumat (1/8/2025),

Baca juga: Usai Dilantik, Wakapolri Komjen Dedi Diperintah Kapolri Ikut Awasi Satgas Pangan Hingga MBG

Satgas Pangan Polri telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus beras yang tidak sesuai mutu standar pada klaim kemasan atau beras oplosan. Salah satunya adalah Karyawan Gunarso (KG), yang merupakan Direktur Utama PT Food Station. Sedangkan dua tersangka lainnya adalah RL selaku Direktur Operasional PT FS dan RP selaku Kepala Seksi Quality Control PT FS.

Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka karena penyidik menemukan sejumlah barang bukti yang menyebutkan ketiganya dengan sengaja menurunkan kualitas mutu beras meski kemasan masih menyebutkan kualitas premium.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan