Bertemu Anies di Pasar Rau Serang, Tito Karnavian Ajak Bahas Beras SPHP
Anies Fuad yang nama depannya mirip mantan Gubernur DKI Jakarta, tersebut sehari-harinya berdagang beras di Pasar Rau.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
Anies kemudian melanjutkan dengan menyebutkan bahwa permintaan pengoplosan beras itu terkadang juga datang langsung dari masyarakat.
Ia bercerita memiliki pelanggan yang berjualan nasi padang. Pelanggan tersebut protes jika dikasih murni beras yang dibeli dari Indramayu atau Karawang.
"Dia kalau dikasih beras dari Karawang ngomel (karena) kepulenan, (protes) dari Indramayu terlalu keras. Sudah diinikan (dicampur) saja," kata Anies menirukan permintaan konsumennya.
Arief yang saat itu berdiri sebelah Tito pun menimpali bahwa konsumen juga kadang kerap ingin beras yang wangi, sehingga perlu dicampur.
Mereka pun sepakat bahwa praktik mengoplos beras antar varietas bisa dilakukan, tetapi tidak dengan beras SPHP yang dikeluarkan Perum Bulog.
Sebelumnya, anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika pernah menyebut praktik pengoplosan atau pencampuran beras sebenarnya adalah hal yang wajar dan sudah berlangsung sejak lama.
Yeka mengaku kurang setuju dengan penggunaan istilah “oplos” yang belakangan ramai digunakan untuk menyebut beras campuran.
Ia mencontohkan bagaimana pencampuran beras antarvarietas itu tidak masalah selama tidak merugikan konsumen. Contohnya seperti antara varietas Inpari 32 dengan Ciherang.
Kemudian contohnya lagi percampuran antara beras Pandan Wangi dan Cilamaya.
Beras Pandan Wangi yang memberi aroma wangi, kalau dicampur dengan beras Cilamaya disebut tetap saja aroma wanginya akan muncul.
Baca juga: Mendagri Temukan Harga Tomat di Pasar Rau Serang Anjlok dan Stok Migor Menipis
"Beda varietasnya, tapi sama-sama bentuk berasnya itu panjangan. Boleh enggak dicampur? Boleh. Bentuk fisiknya kalau sudah jadi beras enggak bisa dibedakan, bentuk rasanya juga nggak bisa dibedakan," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu (9/8/2025).
Selain itu, mencampur beras antar mutu fisik berasnya juga dinilai tak bermasalah.
"Jadi butir patah, butir utuh, itu boleh dicampur. Terus juga proses pencampuran antara beras lama dengan beras baru," ujar Yeka.
"Terus juga kalau saya main ke Bulog, pencampuran antar beras dalam dan luar negeri itu sah-sah saja. Selama itu diperdagangkan, itu aman konsumsi," lanjutnya.
Yeka menilai praktik mencampur beras justru menguntungkan masyarakat karena menciptakan variasi harga.
Bulog Baru Salurkan Beras SPHP 45 Ribu Ton dari Target 1,3 Juta Ton Juli-Desember 2025 |
![]() |
---|
Mendagri Temukan Harga Tomat di Pasar Rau Serang Anjlok dan Stok Migor Menipis |
![]() |
---|
Mendagri Bersama Kepala Bapanas-Dirut Bulog Sidak Harga Bahan Pokok di Pasar Rau Serang Banten |
![]() |
---|
Anggota DPR Khawatir Pembangunan Daerah Mandek Akibat Penurunan Anggaran TKD |
![]() |
---|
Ketua Koperasi Pegadang PIBC Sebut Harga Beras Sudah Mulai Turun di Cipinang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.