Brownies Oles Jogja, Inovasi Unik UMKM Brounis Paris, Jadi Ikon Baru Oleh-oleh Khas Kota Pelajar
UMKM asal Bantul, Brounis Paris menghadirkan Brownies Oles Jogja sebagai oleh-oleh baru khas Yogyakarta. Simak kisah inspiratif di balik inovasi itu.
Setelah beberapa waktu, mereka berhasil menemukan resep yang sesuai dengan tetap mempertahankan ciri khas Brounis Paris yaitu rasa cokelat yang pekat.
PR selanjutnya yang dihadapi Sutrisno adalah masalah kemasan alias packaging dan penamaan produk. Beruntung, ia pernah mengikuti pelatihan tentang packaging yang digelar Yayasan Astra.
Pelatihan ini memberinya banyak bekal tentang bagaimana cara mendesain kemasan agar memikat hati customer.
"Packaging menjadi pelatihan pertama yang saya ikuti ketika bergabung sebagai UMKM binaan Yayasan Astra," ungkap Trisno.
Dari materi itulah, ayah dua anak itu berinisiatif untuk memberikan nama yang 'Jogja' banget untuk produk brownies oles yang menyasar segmen oleh-oleh.
Hingga tercetuslah nama Brownies Oles Jogja yang disingkat menjadi BOJO. Bojo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti pasangan.
Untuk urusan desain kemasan, Sutrisno bekerjasama dengan seniman lokal asal Yogyakarta, Gibran Darissalam.
"Produk yang bagus juga membutuhkan packaging yang bagus. Oleh karena itu, kami mengerjakan desain packaging serta identitas secara detail dan teliti," ungkap Sutrisno.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk ilustrasi Tugu Pal Putih, papan nama jalan klasik khas Yogyakarta, pohon beringin kembar, hingga Gunung Merapi yang terdapat dalam setiap kemasan serta media promosi Brownies Oles Jogja.
Demi memaksimalkan pemasaran, Brownies Oles Jogja juga membuka layanan kemitraan bagi reseller dan jasa titip (jastip).
Ada beberapa benefit bagi reseller dan jastiper. Di antaranya potongan harga khusus mitra, mendapatkan materi marketing digital, hingga prioritas stock produk pesanan mitra.
Jadi Ikon Baru Oleh-oleh Khas Kota Pelajar
Kehadiran Brownies Oles Jogja rupanya menuai respons yang sangat bagus. Penjualan pun terus terkerek, terutama saat musim liburan dan akhir pekan.
Terlebih belum ada produk serupa di Yogyakarta. Tak salah jika ada klaim, UMKM Brounis Paris sebagai pelopor brownies oles.
Selain sebagai oleh-oleh, lanjut Sutrisno, brownies oles juga bisa menjadi pilihan hantaran untuk sebuah acara.
Kehadiran brownies oles juga semakin menambah deretan oleh-oleh yang baru dan unik di Kota Pelajar.
Sutrisno menegaskan, pihaknya tidak akan bisa bahkan tidak ingin menggeser gudeg atau bakpia sebagai oleh-oleh khas Jogja.
"Namun, dengan adanya brownies oles dapat menjadi alternatif atau pilihan bagi wisatawan yang ingin mencari oleh-oleh yang inovatif dan wangun atau pantas untuk diberikan kepada keluarga di rumah atau kolega di kantor," pungkasnya. (*)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Brownies Oles Jogja
UMKM
Bantul
Brounis Paris
Yogyakarta
Sutrisno
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
| Gandeng Adhi Karya, Komunitas Aktivis 98 Bagikan 500 Paket Sembako di Sleman |
|
|---|
| Bocah SMP di Kulonprogo Utang Rp4 Juta Imbas Terjerat Judol dan Pinjol, Berawal dari Main Gim Online |
|
|---|
| Kredit Macet UMKM Bakal Berdampak pada Stabilitas Perbankan |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Yogyakarta Besok Minggu, 26 Oktober 2025: Hujan Guyur Semua Wilayah |
|
|---|
| Hari Ekonomi Kreatif Nasional, Gekrafs: Jadi Momentum Perkuat Ekosistem Ekraf di Indonesia |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.