Utang Kereta Cepat Whoosh Jadi Bom Waktu, COO Danantara Temui Dirut KAI
CEO Danantara Dony Oskaria mengaku telah bertemu Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin membahas membengkaknya utang proyek Kereta Cepat Whoosh.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengaku telah bertemu Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin membahas membengkaknya utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
"Sudah (bertemu Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin)," kata Dony di Gedung Smesco Indonesia, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025).
Dony menegaskan, Danantara bersama KAI akan berupaya menyelesaikan persoalan utang tersebut.
Proyek kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 19,54 triliun.
Untuk menutup biaya tersebut, proyek ini mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar 230,99 juta dollar AS dan 1,54 miliar renminbi, atau totalnya setara Rp 6,98 triliun.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan pengelola Whoosh, adalah perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dengan kepemilikan saham 60 persen, dan konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd, dengan kepemilikan saham 40 persen.
Komposisi pemegang saham PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,37 persen selaku pemegang saham terbesar.
Lalu, ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan porsi saham sebesar 39,12 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30 persen, dan PT Perkebunan Nusantara I 1,21 persen.
Beberapa hari lalu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengungkap bahwa dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Danantara, sudah disiapkan skema penyelesaian utang Whoosh.
Dony menegaskan saat ini sedang dalam tahap penjajakan untuk penyelesaian utang Whoosh sebagaimana yang tercantum dalam RKAP.
"Ini kan sedang dijajaki ya, sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan proses itu," ujarnya.
Baca juga: Soal Restrukturisasi Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Danantara: Sedang Dievaluasi
"Seperti mana kemarin juga Dirut KAI sudah menyampaikan di DPR, akan kita selesaikan [utang proyek Whoosh yang] termasuk dalam RKAP kita tahun ini," ujar Dony.
Sebelumnya, Dony pernah mengatakan bahwa Danantara akan mengusulkan beberapa alternatif terkait restrukturisasi kereta cepat kepada pemerintah.
"Memang kereta cepat ini sedang kita pikirkan, dan segera akan kita usulkan. Tapi kan solusinya masih ada beberapa alternatif yang akan kita tawar, kita sampaikan kepada pemerintah mengenai penyelesaian daripada kereta cepat ini," ujar Dony saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (23/7/2025), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Luhut Pastikan Jaminan Utang Kereta Cepat Bukan APBN
Ia menjelaskan, restrukturisasi ini perlu dilakukan untuk menjaga kinerja BUMN yang terlibat dalam proyek kereta cepat, khususnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang menjadi pemimpin konsorsium Indonesia.
"Ini operasionalnya kan sedang kita lihat bagaimana nanti solusi jangka panjangnya mengenai utang-utang daripada konsorsium ini yang cukup besar ya. Ini yang nanti akan kita sampaikan (ke pemerintah)," ucapnya.
Meski begitu, Dony tak menjelaskan dengan perinci terkait usulan skema restrukturisasi yang akan diajukan ke pemerintah.
Namun, dia memastikan penyelesaian masalah utang kereta cepat akan dilakukan secara komprehensif dan tidak mengganggu kinerja KAI.
"Kita ingin penyelesaian kali ini komprehensif dan tidak mengganggu kinerja Kereta Api Indonesia ke depan," kata dia.
Tahun Depan, Pemerintah Bakal Tarik Utang Baru Senilai Rp 781,9 Triliun |
![]() |
---|
INDEF: Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 781,9 Triliun untuk Bayar Bunga Utang di 2026 |
![]() |
---|
Sosok Gusti Bhre, Raja Mangkunegaran di Solo yang Dicopot dari Jajaran Komisaris PT KAI |
![]() |
---|
Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris KAI Terbaru, Gusti Bhre Mangkunegara X Tak Lagi Komisaris |
![]() |
---|
Literasi Keuangan yang Memadai Cegah Anak Muda dari Risiko Belanja Impulsif dan Utang Konsumtif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.