Selasa, 2 September 2025

Dunia Usaha Minta Aksi Unjuk Rasa Berakhir Damai demi Jaga Stabilitas Ekonomi

Dunia usaha menaruh perhatian serius para pelaku terhadap aksi unjuk rasa yang terjadi sejak Senin (25/8/2025).

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Istimewa/Tribun-Timur.com
GEDUNG DPRD TERBAKAR - Penampakan gedung DPRD Makassar, Jl AP Pettarani, hangus dibakar massa, Jumat (29/8/2025) malam. Dunia usaha menaruh perhatian serius para pelaku terhadap aksi unjuk rasa yang terjadi sejak Senin (25/8/2025). Aksi yang dipicu kekecewaan masyarakat terhadap DPR ini telah menimbulkan korban jiwa dan berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi nasional. 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia usaha menaruh perhatian serius para pelaku terhadap aksi unjuk rasa yang terjadi sejak Senin (25/8/2025).

Aksi yang dipicu kekecewaan masyarakat terhadap DPR ini telah menimbulkan korban jiwa dan berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sarman Simanjorang menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.

"Dunia usaha menyampaikan rasa turut prihatin dan berdukacita atas terjadinya korban sampai meninggal dunia, semoga keluarga yg ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," tutur Sarman saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (31/8/2025).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga DPN Apindo tersebut menekankan bahwa dunia usaha berharap aksi ini bisa segera diselesaikan secara damai agar tidak semakin merugikan masyarakat maupun perekonomian.

"Pengusaha berharap agar aksi unjuk rasa ini dapat diakhiri secara persuasif, damai dan penuh semangat persatuan dan kesatuan. Terjadinya unjuk rasa di Jakarta dan berbagai daerah akan mengganggu aktivitas ekonomi," jelasnya.

Sarman menyebut, jika situasi tidak kondusif, masyarakat akan enggan beraktivitas di luar rumah. Kondisi tersebut berdampak langsung pada berbagai sektor usaha.

"Jika masyarakat takut keluar rumah maka berbagai sektor usaha akan terganggu seperti sektor transportasi, perdagangan, kuliner, mall/pusat perbelanjaan, hotel, restoran, logistik dan lain-lain," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menilai, unjuk rasa yang berkepanjangan akan memperburuk perekonomian nasional dan mengancam capaian target pertumbuhan.

"Jika unjuk rasa ini semakin tidak kondusif akan akan merugikan perekonomian kita dan tentu akan semakin menekan target pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Sarman.

Baca juga: Pengusaha Cemas Dampak Aksi Unjuk Rasa yang Berujung Kerusuhan Ganggu Dunia Usaha

Tak hanya berdampak di dalam negeri, aksi ini juga menjadi sorotan internasional. Menurutnya, pemberitaan di media asing akan berpengaruh terhadap minat investor.

"Aksi unjuk rasa ini juga mendapat perhatian media asing yang tentu akan ditonton para calon investor, tentu ini akan mengganggu psikologi mereka untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena menggangap situasi Negara kita kurang kondusif dari sisi keamanan," kata Sarman.

Selain itu, ketidakpastian situasi juga berpotensi mengguncang pasar keuangan, melemahkan nilai tukar, hingga menghambat kedatangan wisatawan mancanegara.

"Ketidakondisifan ini juga akan mengganggu pasar keuangan kita seperti transaksi IHSG dan ancaman nilai tukar rupiah termasuk arus turis asing yang enggan datang ke Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Cegah Dampak Buruk Aksi Unjuk Rasa ke Ekonomi RI, Pemerintah-DPR Diminta Ajak Rakyat Berdialog

Karena itu, dunia usaha meminta pemerintah segera mengambil langkah persuasif agar kondisi cepat pulih dan aktivitas ekonomi kembali normal.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan