Kamis, 9 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Program MBG Diharapkan Jadi Motor Penggerak Kesejahteraan Rakyat

Efek produksi, di mana petani dan nelayan memperoleh kepastian pasar. Kedua, efek distribusi, karena koperasi dan pelaku logistik lokal ikut bergerak.

ISTIMEWA
MAKAN BERGIZI GRATIS - Program MBG menciptakan lapangan kerja baru seperti juru masak, tenaga logistik, hingga pekerja harian yang terlibat dalam proses penyediaan makanan bergizi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto diharapkan bisa menjadi motor penggerak untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama masyarakat bawah di daerah pelosok.

Dengan demikian, program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi anak-anak sekolah.

“Program MBG bukan semata tentang memastikan anak-anak mendapatkan gizi seimbang, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi rakyat menengah ke bawah,” ujar kata Ketua Advokasi Persaudaraan Tani-Nelayan Indonesia (PETANI) Tunjung Budi Utomo dikutip Rabu (8/10/2025).

Baca juga: SPPG Sebut Menu MBG Berupa Kentang dan Pangsit di Depok Penuhi Standar Gizi, Ini Kata Kepala BGN 

Tunjung menjelaskan,  efek ekonomi dari MBG dapat dilihat dari tiga aspek utama. Pertama, efek produksi, di mana petani dan nelayan memperoleh kepastian pasar. Kedua, efek distribusi, karena koperasi dan pelaku logistik lokal ikut bergerak.

Ketiga, efek konsumsi, di mana keluarga penerima manfaat terbantu karena beban biaya makan anak berkurang, sehingga daya beli terhadap kebutuhan lain meningkat.

Selain itu, program MBG juga menciptakan lapangan kerja baru seperti juru masak, tenaga logistik, hingga pekerja harian yang terlibat dalam proses penyediaan makanan bergizi.

“Setiap rupiah yang digelontorkan negara melalui MBG kembali ke rakyat. Ini bukan sekadar bantuan sosial, tapi sirkulasi ekonomi rakyat yang nyata,” kata Tunjung menegaskan.

Tunjung juga menilai sifat program MBG cukup inklusif karena melibatkan berbagai lapisan masyarakat mulai dari koperasi desa, petani, nelayan, hingga pelaku usaha kecil dan menengah di daerah,

“Setiap bahan pangan dalam program ini berasal dari masyarakat sendiri, mulai dari beras, sayur mayur, ikan, telur, hingga buah dan olahan rumahan. MBG mendorong ekonomi partisipatif dan membuka kesempatan luas bagi usaha kecil di berbagai daerah,” kata dia.

Dalam pelaksanaannya, koperasi desa memiliki peran strategis sebagai penghubung antara petani dan konsumen.

Program MBG menurut dia menjadi strategis karena memberikan kepastian pasar yang berkelanjutan bagi para petani dan nelayan. Dampaknya terasa nyata, mulai dari peningkatan pendapatan, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan standar kualitas hasil pertanian, hingga terciptanya lapangan kerja baru.

“Seperti yang diharapkan Bapak Presiden Prabowo, program ini menghadirkan efek berganda di sekitar dapur MBG. Banyak masyarakat kini bisa bekerja dan berdaya di lingkungannya sendiri,” ungkapnya.

Ia juga membantah isu negatif yang menyebut MBG hanya dikuasai oleh segelintir pihak. Menurutnya, program ini justru dirancang untuk pemerataan ekonomi dan memperluas akses pasar bagi rakyat kecil yang selama ini terpinggirkan.

“Melalui keterlibatan koperasi, petani, dan nelayan, MBG menjadi simbol bahwa pembangunan nasional harus dijalankan secara gotong royong. Ini jalan menuju Indonesia yang sehat, kuat, dan sejahtera,” kata dia.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi gizi anak-anak Indonesia. Berdasarkan data yang ia paparkan, sekitar 60 persen anak di Tanah Air tidak memiliki akses terhadap makanan dengan gizi seimbang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved