BTN Optimistis Salurkan 220 Ribu Unit KPR Subsidi Hingga Desember 2025
BTN optimistis dapat mencapai target kuota 220.000 unit KPR subsidi hingga akhir tahun 2025 seperti ditetapkan pemerintah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontribusi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sebagai bank utama penyalur KPR subsidi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah terlihat konsisten.
Hal itu tercermin dalam jumlah penyaluran melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang telah mencapai lebih dari 140.000 unit oleh BTN belum lama ini.
Dengan laju penyaluran yang konstan, BTN optimistis dapat mencapai target kuota 220.000 unit KPR subsidi hingga akhir tahun 2025 seperti ditetapkan pemerintah.
Data BTN menunjukkan, BTN telah menyalurkan KPR Subsidi FLPP sebanyak 142.749 unit KPR Subsidi hingga 30 September 2025, atau setara 64,89 persen terhadap target penyerapan kuota FLPP BTN sebanyak 220.000 unit tahun ini.
Nominal penyaluran mencapai Rp17,66 triliun dari total nominal kuota untuk BTN sebesar Rp 26,40 triliun.
Dairi total penyaluran tersebut, sebanyak 99.441 unit disalurkan oleh BTN dan sisanya 43.308 disalurkan oleh unit usaha syariah.
Pencapaian penyaluran oleh BTN sebanyak 142.749 unit setara dengan 40,7 persen dari total kuota KPR FLPP nasional sebanyak 350.000 unit tahun ini.
Angka tersebut, kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menunjukkan peran BTN yang tidak dapat diremehkan dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan terjangkau, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“BTN memiliki mandat dari pemerintah dengan tujuan yang mulia yaitu menyalurkan rumah layak huni bagi jutaan keluarga Indonesia," kata Nixon, Jumat (10/10/2025).
Dengan adanya program KPR Subsidi dari pemerintah, banyak keluarga berpenghasilan rendah yang terbantu untuk dapat memiliki rumah impian dan masa depan yang lebih baik. Jumlah 140.000 unit yang telah tersalurkan untuk KPR FLPP artinya ada 140.000 keluarga yang terbantu berkat kerja keras BTN,” tutur
Nixon mengatakan, dampak yang dirasakan masyarakat penerima manfaat KPR Subsidi setelah memiliki rumah layak huni sangat positif bagi kehidupan mereka.
Berdasarkan kajian Housing Finance Center BTN, kepemilikan rumah layak huni meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.
Baca juga: DPR Janji Perjuangkan Rumah Subsidi dan Pendidikan untuk Pengemudi Logistik
“Kajian BTN menunjukkan, para penerima manfaat KPR Subsidi merasa puas dan bangga karena punya rumah sebagai pencapaian hidup. Mereka akhirnya memiliki aset jangka panjang dan lebih baik dalam menata keuangan keluarga mereka,” ujarnya.
Hal yang menarik, mayoritas atau sekitar 88,43 persen penerima KPR Subsidi BTN adalah generasi milenial atau rentang usia antara 29 hingga 44 tahun.
Sehingga, testimoni kepuasan dalam memiliki rumah sebagai aset jangka panjang mencerminkan bahwa mayoritas generasi muda Indonesia membutuhkan dukungan subsidi pemerintah untuk bisa meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Untuk itu, BTN merasa bangga dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tukas Nixon.
BTN juga secara aktif memberikan masukan kepada pemerintah agar menaruh perhatian penuh pada aspek kelayakan rumah subsidi agar masyarakat bisa betul-betul hidup layak.
Baca juga: 26.000 KPR Subsidi Diresmikan di Cileungsi, Presiden Prabowo dan Bupati Bogor Hadir Langsung
Sebagai contoh, Nixon mengungkapkan bahwa BTN adalah pihak yang pertama menolak wacana pengurangan ukuran rumah subsidi menjadi hanya 18 meter persegi.
“BTN adalah yang pertama menolak ide tersebut, karena kita harus lihat kenyataannya di lapangan bahwa rata-rata keluarga Indonesia butuh setidaknya dua kamar tidur. Ukuran rumah 18 meter persegi akan menjadi masalah baru bagi penghuni dan lingkungan sekitarnya. Janganlah kita ciptakan kawasan kumuh baru,” ujar Nixon.
Atas perannya yang signifikan dalam membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sektor perumahan, BTN berkomitmen untuk terus melayani MBR termasuk mereka yang berasal dari kalangan pekerja sektor informal dan pekerja berpendapatan tidak tetap, seperti pedagang kecil, tukang cukur, ojek, dan lain-lain.
Meskipun saat ini lebih dari 77 persen debitur KPR Subsidi di BTN adalah karyawan swasta, proporsi pekerja sektor informal yang dapat menikmati kepemilikan rumah juga terus bertambah di BTN.
BTN telah lama berkolaborasi dengan salah satu perusahaan aplikasi ride-hailing untuk dapat memberikan KPR kepada mitra drivernya dengan inovasi pembayaran angsuran berupa pemotongan pendapatan harian agar mereka mudah membayar cicilan.
“Bisa dikatakan BTN menjadi satu-satunya bank hingga saat ini yang mampu menjangkau MBR termasuk pekerja informal secara masif seperti apa yang telah kami lakukan selama lebih dari 10 tahun terakhir melalui program KPR Subsidi,” kata Nixon.
Respons Putusan MK, Pemerintah Bakal Revisi UU Tapera |
![]() |
---|
Sosok Sahara, Wanita yang Berseteru dan Viralkan Yai Mim Eks Dosen UIN Malang, Jadi Sasaran Warganet |
![]() |
---|
Reaksi Dedi Mulyadi saat Prabowo Berkelakar 'Kalau Brengsek, Saya Usut Kau' |
![]() |
---|
Teka Teki hingga Nasib Kain Kafan dan Tulang Belulang di Perumahan Elit Kabupaten Tangerang |
![]() |
---|
MK Putuskan Semua Pasal di UU Tapera Inkonstitusional, Minta DPR Tata Ulang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.