Pelni Jamin Menu Makan Penumpang Kapal Penuhi Standar Keamanan Pangan 

Ringkasan Berita:

• Penerapan HACCP perusahaan dituntut untuk menjaga standar tinggi untuk pengelolaan bahan pangan.
• Ada enam area HACCP yang perlu diawasi untuk memenuhi standar pangan.
• Saat ini baru ada lima kapal yang menerapkan HACCP yaitu KM Dorolonda, KM Kelud, KM Bukit Siguntang, KM Awu.

TRIBUNNEWS.COM, AMBON - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) menjamin keamanan pangan untuk setiap makanan yang disajikan ke penumpang.

Manager Komunikasi Korporasi Pelni Ditto Pappilanda mengatakan, jaminan ini diperkuat dengan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) yang diterapkan di kapal-kapal penumpang sejak tahun 2023.

Menurutnya, dengan penerapan HACCP perusahaan dituntut untuk menjaga standar tinggi untuk pengelolaan bahan pangan yang akan disajikan penumpang, sejak penerimaan bahan baku hingga penyajian makanan ke penumpang.

Baca juga: Penumpang Kapal Pelni Rute Ambon-Banda Naik 15 Persen

"HACCP itu jadi dari sejak barang itu diterima sama kapal, disimpan dalam gandrum atau lemari pendingin, terus disajikan ke penumpang sampai penumpang direkomendasikan untuk mengonsumsi dalam waktu 2 jam sejak disajikan," ujar Ditto kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).

Ditto menyebut, ada enam area HACCP yang perlu diawasi untuk memenuhi standar tersebut, seperti penerimaan bahan baku, penyimpanan, penyiapan proses, pengolahan makanan, proses pengemasan dan penyajian makanan.

Selain itu, Ditto menjelaskan bahwa dari 25 kapal penumpang milik Pelni saat ini baru ada lima kapal yang menerapkan HACCP yaitu KM Dorolonda, KM Kelud, KM Bukit Siguntang, KM Awu.

Sedangkan lima kapal seperti KM Dobonsolo, KM Sinabung, KM Lambelu, KM Bukit Raya dan KM Ngapuru masih dalam proses sertifikasi.

"Meski sebelumnya belum pernah ada insiden keracunan pangan oleh penumpang, namun dengan diterapkannya HACCP di kapal PELNI, kami semakin percaya diri dan penumpang tidak perlu kuatir menyantap sajian makanan di atas kapal karena sudah melalui standar dan prosedur keamanan pangan yang ketat," terang Ditto.

Perbedaan yang mencolok sejak penerapan HACCP adalah peralatan dapur dan perlengkapan kru dapur. Sesuai standar HACCP, seluruh peralatan memasak yang wajib berbahan stainless steel antikarat seperti pisau, sutil, hingga tray atau rak penyimpanan. 

Perlengkapan kru dapur pun diwajibkan menggunakan hair net, masker, celemek, sarung tangan dan sepatu dapur antilicin. Dapur HACCP juga menuntut penggunaan talenan atau cutting board masing-masing tergantung jenis bahan baku yang diolah. 

Pemisahan talenan diatur berdasarkan warna seperti talenan merah untuk daging dan talenan putih untuk roti/keju dengan tiga warna talenan lainnya biru (ikan), kuning (ayam), dan hijau (sayur). 

Penggunaan talenan sesuai jenis bahan baku sebagai pencegahan penyebaran bakteri berbahaya dan alergen dari masing-masing jenis bahan baku. PELNI juga memasang pemberitahuan jenis alergen atau kandungan bahan tertentu yang dapat menimbulkan alergi di area publik kapal. 

"Budaya 5R menjadi syarat wajib yang jalani kru dapur. Ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Perilaku seperti pengelompokan bahan makan, penempatan bahan makan yang rapi dan ringkas, hingga penyimpanan alat masak dan alat kebersihan yang wajib disimpan didalam loker tertutup. Memastikan suhu penyimpanan bahan baku dan kadaluarsa sudah tentu menjadi hal wajib lainnya," jelas Ditto.