Selasa, 28 Oktober 2025

Laba Bersih BTN Tembus Rp 2,3 Triliun, Tumbuh 10,6 Persen di Kuartal III 2025

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,3 triliun di kuartal III-2025.

Istimewa
LABA NAIK - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,3 triliun di kuartal III-2025. Angka tersebut tumbuh 10,6 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,08 triliun. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,3 triliun di kuartal III-2025.

Angka tersebut tumbuh 10,6 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,08 triliun.

Pencapaian laba bersih BTN dipicu oleh pendapatan bunga kredit yang naik 18,8 persen yoy menjadi Rp 26,57 triliun hingga akhir September 2025, lebih tinggi dari kenaikan beban bunga yang sebesar 2,5 persen yoy menjadi Rp13,81 triliun.

Kenaikan beban bunga dapat dijaga stabil seiring dengan upaya perseroan menggencarkan perolehan DPK berbiaya murah.

Upaya tersebut berbuah hasil pendapatan bunga bersih yang naik 43,5 persen yoy menjadi Rp 12,76 triliun per akhir kuartal III-2025, serta margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik 101 basis poin (bps) menjadi 3,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9 persen.

Efisiensi yang dilakukan juga menghasilkan cost-to-income ratio (CIR) yang menurun ke level 47,8 persen hingga kuartal III-2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 59,9 persen.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, laba bersih pada kuartal III-2025 berkat konsistensi pihaknya menjaga pertumbuhan bisnis.

"Terutama di pembiayaan sektor perumahan dan transaksi keuangan yang beragam agar bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Nixon dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/10/2025).

"Upaya ini dilakukan dengan ditopang prinsip kehati-hatian dan perhitungan yang cermat atas kebutuhan di pasar,” jelasnya.

Nixon menuturkan, BTN terus dipercaya oleh masyarakat sebagai bank pilihan untuk bertransaksi, seperti tercermin dari pertumbuhan DPK yang mencapai 16 persen yoy hingga kuartal III-2025, menjadi Rp 429,92 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 370,75 triliun.

BTN mencatat pertumbuhan DPK di atas pertumbuhan di industri perbankan yang sebesar 11,18 persen yoy per akhir September 2025.

Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan di deposito ritel yang berbiaya lebih rendah dibandingkan deposito institusi skala besar.

Baca juga: BTN Kuasai Pangsa Pasar Bank Penyalur KPR di Indonesia

Selain itu, BTN juga menjaga pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) yang hampir mencapai separuh dari total DPK BTN per kuartal III-2025, termasuk di antaranya dipicu oleh peningkatan transaksi di aplikasi Bale by BTN.

Pertumbuhan Jumlah User Bale By BTN

Adapun jumlah user Bale by BTN telah mencapai 3,2 juta hingga akhir kuartal III-2025, naik 66,8 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebanyak 1,9 juta.

Sedangkan jumlah transaksi Bale by BTN melonjak 96 persen menjadi 1,53 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 783,5 juta.

Sementara itu, nilai transaksi di Bale by BTN mencapai Rp 71,9 triliun hingga akhir September 2025, naik 19,6 persen yoy dari September tahun lalu sebesar Rp 60,1 triliun.

Baca juga: BTN Optimistis Salurkan 220 Ribu Unit KPR Subsidi Hingga Desember 2025

Nixon mengatakan, peningkatan jumlah user dan transaksi melalui Bale superapp mendorong pertumbuhan saldo DPK di BTN

Sehingga, menunjukkan bahwa inisiatif digital yang kami lakukan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memilih bertransaksi di BTN.

"Kami berharap sumber dana murah yang berkelanjutan ini akan menjadi mesin kekuatan baru bagi BTN sehingga kami dapat mencapai aspirasi menjadi bank transaksional di masa depan,” ujar Nixon.

Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tetap tumbuh positif sebesar 7,0 persen yoy menjadi Rp 381,03 triliun hingga kuartal III-2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp356,06 triliun.

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang meningkat 6,4 persen yoy menjadi Rp 322,53 triliun dan sektor non perumahan (non-housing loan) yang naik 10,7 persen yoy menjadi Rp 58,49 triliun.

Di sektor perumahan, BTN membukukan penyaluran KPR Sejahtera FLPP (KPR subsidi) yang mencapai Rp 186,58 triliun hingga kuartal III-2025, bertumbuh 8,0 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan KPR non-subsidi bertumbuh 7,3 persen menjadi Rp 111,33 triliun, berkat strategi perseroan menggandeng para developer top nasional dan mengadakan penawaran bunga promo KPR.

Nixon menyebut keputusan pemerintah yang telah meningkatkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 350.000 unit tahun ini dan alokasi untuk BTN sebanyak 220.000 unit menopang pertumbuhan kredit dan pembiayaan subsidi di BTN, selain melalui berbagai insentif dan stimulus lainnya.

"Harapan kami adalah dengan dukungan pemerintah dan kerja keras BTN, semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati kepemilikan rumah dan meningkatkan taraf hidup mereka,” ucap Nixon.

Likuiditas Memadai

Dengan pertumbuhan positif di sisi pendanaan dan pembiayaan, BTN mencatat loan-to-deposit ratio (LDR) di level 88,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 96,0 persen.

Hal ini BTN menunjukkan likuiditas yang memadai untuk mendukung fungsi intermediasinya.

Sementara itu, total aset BTN telah berhasil menembus Rp 500 triliun sebelum tahun 2025 berakhir seperti yang diproyeksikan sebelumnya, dengan nilai sebesar Rp 510,85 triliun hingga September 2025, naik 12,2 petsen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 455,10 triliun.

Unit Usaha Syariah Jadi Bank Baru

Pertumbuhan unit usaha syariah (UUS) BTN sebelum lepas landas menjadi bank syariah baru terus menunjukkan kekuatan core business-nya di perumahan dan berbagai layanan syariah.

Hingga kuartal III-2025, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 8,4 persen yoy menjadi Rp 592 miliar, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 546 miliar.

Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan pembiayaan sebesar 19,7 persen yoy menjadi Rp 51,10 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 42,70 triliun.

Sedangkan perolehan dana masyarakat juga meningkat double-digit sebesar 19,3 persen yoy menjadi Rp 56,90 triliun pada akhir September 2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 47,68 triliun.

Pertumbuhan positif di pembiayaan dan DPK berbuah peningkatan aset yang naik 18,4 persen yoy menjadi Rp 68,36 triliun hingga kuartal III tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 57,72 triliun.

“UUS BTN tinggal selangkah lagi untuk tampil sebagai bank umum syariah dengan potensi yang sangat besar di industri perbankan syariah nasional," ujar Nixon.

"Dengan kehadiran Bank Syariah Nasional (BSN) sebagai bank syariah baru hasil spin-off, kami meyakini akan lebih banyak masyarakat yang terlayani dengan prinsip syariah untuk berbagai kebutuhan keuangan mereka, sehingga dampaknya akan terasa untuk pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia,” jelasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved