Kamis, 13 November 2025

Pertamina Gandeng Maskapai Cathay Pacific untuk Pengembangan Bioavtur

Pertamina Patra Niaga menggandeng maskapai internasional, Cathay Pacific Airways, dalam rangka pengembangan Sustainable Aviation Fuel

HO
PENGEMBANGAN BIOAVTUR - PT Pertamina Patra Niaga menggandeng maskapai internasional, Cathay Pacific Airways, dalam rangka pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. Kolaborasi ini terjalin dalam acara Pertamina Aviation Global Summit 2025. Dok: Pertamina Patra Niaga 
Ringkasan Berita:
  • Cathay Pacific dan Pertamina menyepakati penjajakan kerja sama jangka panjang untuk proyek bioavtur
  • SAF adalah kunci dekarbonisasi aviasi, mampu mengurangi emisi hingga 80 persen tanpa perlu mengubah infrastruktur atau pesawat

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga menggandeng maskapai internasional, Cathay Pacific Airways, dalam rangka pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. 

Cathay Pacific dan Pertamina menyepakati penjajakan kerja sama jangka panjang meliputi studi kelayakan bahan baku lokal, pengembangan rantai pasok, hingga potensi offtake agreement dan investasi bersama untuk proyek SAF di Indonesia.

Head of Procurement Operations & Development Cathay Pacific Airways, Kristof Van Passel, menilai bahwa Indonesia memiliki arah kebijakan dan kemampuan teknis yang menjanjikan.

Baca juga: Eks Direktur Pertamina: Blending Premium dengan Pertamax Jadi Pertalite Terjadi Hingga Awal 2022

“Kami melihat keseriusan Pertamina dalam membangun rantai pasok SAF dari hulu hingga hilir," kata Kristof dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (11/11/2025).

"SAF adalah kunci dekarbonisasi aviasi, mampu mengurangi emisi hingga 80% tanpa perlu mengubah infrastruktur atau pesawat,” jelasnya.

Kesepakatan kerja sama tersebut terjadi dalam acara Pertamina Aviation Global Summit 2025, yaitu sebuah forum yang mempertemukan para pemangku kepentingan di industri penerbangan, Perusahaan energi, serta pemerintah dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik untuk memperkuat kolaborasi menuju masa depan aviasi rendah emisi.

Forum ini memiliki tema “Empowering New Horizons of Aviation Toward Sustainability, Synergy & Global Collaboration”.

Baca juga: Dicecar soal Kerugian Rp 217 M, Auditor Internal Pertamina Tak Tahu Renegosiasi Kontrak Terminal BBM

Forum internasional ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemeran utama dalam pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang menjadi kunci dekarbonisasi sektor penerbangan.

Pemerintah Indonesia menegaskan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.

Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Odo R. M. Manuhutu, menyampaikan bahwa SAF menjadi bagian penting dalam peta jalan dekarbonisasi transportasi nasional.

Saat ini Pemerintah telah mengesahkan Tim Percepatan Pengembangan Industri SAF di Indonesia, yang terdiri dari berbagai Kementerian/Lembaga terkait.

“Kunci keberhasilan ada pada inovasi dan kolaborasi inklusif. Pemerintah sedang menyusun transport decarbonization plan mencakup darat, laut, dan udara, dan SAF menjadi pilar penting menuju net zero emission 2060,” kata Odo.

Bentuk Komitmen Pertamina

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga Alimuddin Baso menyebutkan bahwa melalui Pertamina Aviation Global Summit, ini merupakan bentuk komitmen Pertamina Patra Niaga untuk mengambil peran aktif dalam membangun ekosistem SAF secara konkret.

“Forum ini bukan hanya ruang berbagi gagasan, tetapi juga langkah strategis memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global,” kata Alimuddin Baso.

Pertamina kini telah mengantongi sertifikasi keberlanjutan yaitu International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Pertamina tengah menjajaki sistem ISCC Credit Transfer System guna memastikan transparansi dan traceability jejak karbon.

“Ke depan, Pertamina Patra Niaga akan terus memperkuat kapasitas pasokan Pertamina SAF, memperluas pengumpulan bahan baku lokal, serta membangun kemitraan strategis dengan mitra global," ujar Alimuddin Baso.

"Transisi energi di sektor aviasi tidak dapat berjalan sendiri. Sinergi adalah kunci agar Indonesia dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok SAF dunia,” jelasnya.

Kemajuan Besar

Associate Director Commercial Strategy, S&P Global Commodity Insights, Daphne Tan, menilai langkah Indonesia melalui Pertamina sebagai kemajuan besar.

“Dengan sumber daya seperti UCO, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif untuk menjadi pusat SAF di Asia," kata Daphne.

"Sertifikasi ISCC yang dimiliki Pertamina menjadi bagian penting dalam menjelaskan ketertelusuran atas keberlanjutan rantai nilai SAF secara global,” sambungnya.

Forum ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan energi yang secara serentak menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam membangun ekosistem SAF di kawasan Asia Pasifik.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved