Kontribusi Kreator Indonesia Terhadap Ekonomi Digital Diprediksi 376 Miliar Dolar AS
Sebanyak 55 persen konsumen Indonesia mengasosiasikan konten lo-fi (tanpa filter dan spontan) lebih autentik.
Ringkasan Berita:
- Melalui platform sosial media, para kreator konten di Indonesia diprediksi menyumbang 376 miliar dolar yang berasal dari dampak komersial atas konten-konten yang mereka ciptakan.
- Angka ini diperkirakan akan meningkat 1,5 kali lipat dari saat ini dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan dampak komersial terbesar di Asia Pasifik.
- Sebanyak 55 persen konsumen Indonesia mengasosiasikan konten lo-fi (tanpa filter dan spontan) lebih autentik.
Â
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan melaju makin cepat seiring dengan adopsi digital yang makin luas oleh masyarakat.
Di industri sosial media, para kreator konten diprediksi menyumbang 376 miliar dolar yang berasal dari dampak komersial atas konten-konten yang mereka ciptakan.
Prediksi tersebut diungkap lembaga Accenture Song dalam hasil riset terbarunya yang dipaparkan di acara Tiktok CreatorFest yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.
Dampak komersial atau commercial impact yang dimaksud di sini adalah total nilai barang dan jasa yang dipengaruhi atau dikonversi melalui konten kreator.
Baca juga: Kreator Siapkan Konten Ramah Anak untuk Pendengar yang Kini Berkeluarga
Angka ini diperkirakan akan meningkat 1,5 kali lipat dari saat ini dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan dampak komersial terbesar di Asia Pasifik, dan yang kedua tercepat pertumbuhannya di Asia Pasifik.
Para kreator di media sosial dinilai telah menjadi kekuatan ekonomi yang penting, yang mengubah
koneksi dengan para penonton menjadi konversi, dan berdampak nyata bagi pertumbuhan bisnis sektor industri.
September Guo, Managing Director Accenture Song Southeast Asia saat membawakan materi riset  bertajuk The Art & Science Authenticity juga memaparkan temuan atas karakter konten-konten di media sosial yang berhasil mendorong pemirsanya melakukan pembelian/belanja.
Dia mengatakan, sebanyak 8 dari 10 konsumen di Indonesia mengatakan, mereka akan terdorong membeli sesuatu ketika konten yang dilihatnya memiliki karakter otentik.
"Otentisitas di setiap negara dipahami berbeda bergantung pada konteks budaya lokalnya," sebut September Guo.
Dia mencontohkan, hasil risetnya mendapati temuan, 70 persen konsumen di Indonesia bilang live streaming lebih otentik.
"Sebanyak 87 persen konsumen di Indonesia menyatakan jika menemukan konten yang otentik, mereka terdorong melakukan pembelian," kata dia.
Dia menjelaskan, ada dua aspek otentisitas, yakni dari sisi fungsional dan sisi emosi. "Otentisitas membuat audiens merasa lebih terhubung," sebutnya.
Dalam studi Accenture Song, terdapat dua aspek autentisitas. Yakni aspek fungsional di mana pemirsa mencari fungsi nyata dari sebuah produk atau layanan, misalnya perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan produk atau layanan.
Lalu, aspek emosional yang tercermin dalam nada, gaya, dan kepribadian yang mudah dirasakan konsumen.
| Anggota DPR Usul Bubarkan LMK dan LMKN, Negara Kelola Langsung Royalti |
|
|---|
| Anggota DPR Usul TikTok, YouTube, TV, dan Radio Dibebaskan Bayar Royalti Musik |
|
|---|
| Jakarta Kembangkan Ekonomi Hijau Lewat Gerakan Bank Sampah dan RusunPreneur |
|
|---|
| Integrasikan OCTO, CIMB Niaga Beri Pengalaman Perbankan Digital Baru yang Lebih Praktis |
|
|---|
| Bank Woori Saudara Tingkatkan Inovasi Digital untuk Transaksi Nasabah, Begini Dampaknya |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.