Virus Corona
Soal Jokowi Tak Lakukan Lockdown, Alasan Pemerintah hingga Hal Penting Menurut Jusuf Kalla
Soal Presiden Jokowi tak lakukan lockdown, alasan pemerintah hingga hal yang penting menurut Jusuf Kalla.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pemerintah saat ini belum akan melakukan lockdown terkait pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Lantas, mengapa pemerintah belum berpikir melakukan lockdown?
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, mengungkapkan alasan belum dilakukan lockdown.
Kebijakan lockdown, menurut Masduki, justru akan mematikan ekonomi rakyat.
Alasan inilah yang membuat pemerintah tidak menerapkan lockdown di tengah wabah Covid-19.
Baca: Jokowi Belum Terpikir Lockdown, Amankah Stok Pangan jika Cara Ini Diterapkan?
Baca: Seperti Jokowi, Luhut juga Sebut Tak Terpikir Lockdown: Setiap Negara Punya Masalah Sendiri
Ia pun mengatakan, Maruf Amin selaku Wakil Presiden, mengapresiasi kebijakan Presiden terhadap permasalahan ekonomi dalam negeri.
"Selama ini belum ada kebijakan lockdown sebagaimana ditegaskan Presiden."
"Wapres mengapresiasi kebijakan Presiden dan kaitannya terhadap persoalan ekonomi dalam negeri, kalau sampai lockdown akan memukul dan mematikan ekonomi rakyat," tutur Masduki di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (17/3/2020).
"Salah satunya (belum lockdown karena pertimbangan ekonomi)."
"Kalau sampai lockdown, ekonominya terhenti," imbuh dia.
Masduki kemudian mengatakan, yang terpenting sekarang ini adalah meningkatkan kewaspadaan.
Sementara itu, mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla, menyebutkan masalah terpenting pemerintah terkait virus corona adalah kondisi sebenarnya saat ini.
Jusuf Kalla pun memberikan contoh negara Korea Selatan.
"Bukan soal lockdown atau tidak, beberapa hal perlu membatasi."
"Pertama kita harus mengetahui dulu kondisi sebenarnya. Sebagai contoh, Korea sudah memeriksa lebih dari 200 ribu rakyatnya sehingga diketahui ada 8000 yang kena."
Baca: Lockdown Dimulai Hari Ini, Malaysia justru Diminta Tak Ikuti Langkah China
Baca: Jokowi Belum Berpikir Lockdown, Ahli Sebut Social Distancing Lebih Penting