Pedoman Mengurus Jenazah Muslim Pasien Corona Berdasar Fatwa MUI: Dikafani dalam Keadaan Berpakaian
Ada enam poin yang harus diperhatikan. Enam poin ini merupakan pedoman tata cara memandikan jenazah, mengafani, mengsalatkan hingga mengubur janazah.
Penulis:
Bunga Pradipta Pertiwi
Editor:
Tiara Shelavie
Berikut ini enam poin ketentuan hukum berdasar Fatwa MUI:
1. Menegaskan kembali Ketentuan Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 angka 7 yang menetapkan: “Pengurusan jenazah (tajhiz al-jana’iz) yang terpapar Covid-19.
Terutama dalam memandikan dan mengafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat.
Sedangkan untuk mensalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19.”
2. Umat Islam yang wafat karena wabah Covid-19 dalam pandangan syara’ termasuk kategori syahid akhirat dan hak-hak jenazahnya wajib dipenuhi.
- Yaitu dimandikan, dikafani, disalati, dan dikuburkan
- Yang pelaksanaannya wajib menjaga keselamatan petugas dengan mematuhi ketentuan-ketentuan protokol medis
3. Pedoman memandikan jenazah:
a. Jenazah dimandikan tanpa harus dibuka pakaiannya
b. Petugas wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah yang dimandikan dan dikafani
c. Jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, maka dimandikan oleh petugas yang ada.
Dengan syarat jenazah dimandikan tetap memakai pakaian, jika tidak, maka ditayammumkan.
d. Petugas membersihkan najis (jika ada) sebelum memandikan
e. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara merata ke seluruh tubuh
f. Jika atas pertimbangan ahli yang terpercaya bahwa jenazah tidak mungkin dimandikan, maka dapat diganti dengan tayamum sesuai ketentuan syariah, yaitu dengan cara:
- Mengusap wajah dan kedua tangan jenazah (minimal sampai pergelangan) dengan debu
- Untuk kepentingan perlindungan diri pada saat mengusap, petugas tetap menggunakan APD
g. Jika menurut pendapat ahli yang terpercaya bahwa memandikan atau menayamumkan tidak mungkin dilakukan karena membahayakan petugas, maka berdasarkan ketentuan dlarurat syar’iyyah. Jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan.
Baca: Wabah Corona, MUI Ingatkan Ibadah Harus Sesuai Protokol Kesehatan
Baca: MUI Keluarkan Fatwa tentang Salat untuk Petugas Medis Saat Tangani Pasien Virus Corona

4. Pedoman mengafani jenazah yang terpapar COVID-19 dilakukan sebagai berikut: