Rabu, 27 Agustus 2025

Ibadah Haji 2023

17 Jam Berpakaian Ihram, Personel Tim MCR Kembali Berseragam Petugas Haji di Jamarat Aqaba

Rasa syukur diungkapkan petugas Mobile Crisis Rescue (MCR) usai melakukan ibadah wajib haji. Mereka kembali bertugas.

TRIBUNNEWS.COM/THAMZIL THAHIR
Rasa syukur diungkapkan petugas Mobile Crisis Rescue (MCR) usai melakukan ibadah wajib haji. Mereka kembali bertugas dan mengganti baju ihram dengan seragam. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH -- Rasa syukur diungkapkan petugas Mobile Crisis Rescue (MCR) usai melakukan ibadah wajib haji. Mereka kembali bertugas.

"Alhamdulillah, akhirnya sudah tahallul awal. Sudah kembali jadi petugas," kata dr Massalinri, ketua tim medik MCR  sesaat setelah tahallul di sisi utara lantai 3 Jamarat Aqabah, Mina, pukul 00:21 WAS, Rabu (28/6/2023) dini hari.

Baca juga: Mabit Semalam di Madinah, Jemaah Haji Kuota Tambahan Tak Perlu Kenakan Pakaian Ihram dari Tanah Air

Bersama 16 personel MCR Satgasus Jamarat lainnya, dr Massalinri kembali berseragam tim medik emergency medical team (EMT), setelah 17 jam lebih berpakaian ihram, laiknya 2,5 juta jamaah haji di Arafah dan Mina.

MCR adalah satuan respon cepat gabungan di tiga venue puncak haji, Armuzna.

Mereka dari Emergency Medical Team (EMT) kemenkes dan 4 gugus tugas dari kemenag; PK3JH, Linjam, konsultan ibadah dan layanan lansia dan disabilitas.

Penggantian pakaian ihram ke seragam petugas PPIH dan kesehatan haji Indonesia ini, sekaligus menandai alih fokus tugas dari layanan ibadah di Arafah ke pemantauan tanggap darurat di maktab san jamarat Mina.

Rona bahagia terlihat dari raut muka dokter asal RSUD Sinjai, Sulsel ini.

Baca juga: PPIH Ingatkan Bus Hanya Berhenti 30 Menit di Bir Ali, Jemaah Diminta Pakai Ihram di Hotel

Ekspresi serupa juga terlihat dari 15 personel MCR yang siaga di pos I Jamarat Aqabah, Mina.

Sejak Senin dini hari, dari posko transit di Makkah, 1700-an petugas haji lakilaki, ganti berpakaian ihram.

Pakaian ihram digunakan untuk wuquf sekaligus siaga di Arafah, mulai Selasa (27/6) dinihari kemarin.

Sebelumnya, sekitar 110 personel Mobile Crisis Rescue (MCR) Misi Haji Indonesia, Selasa (27/6/2023) pukul 23.00 WAS, mulai bergerak ke lima posko MCR di kawasan Jamarat, tiga tugu pelontaran.

Dipimpin Kasatgasus Pos Jamarat Jasruddin, personel gabungan ini berjalan kaki sejauh 2,5 km dari depan Maktab Posko Misi Haji Indonesia Mina ke gerbang jembatan Jamarat.

Rasa syukur diungkapkan petugas Mobile Crisis Rescue (MCR) usai melakukan ibadah wajib haji. Mereka kembali bertugas dan mengganti baju ihram dengan seragam.
Rasa syukur diungkapkan petugas Mobile Crisis Rescue (MCR) usai melakukan ibadah wajib haji. Mereka kembali bertugas dan mengganti baju ihram dengan seragam. (TRIBUNNEWS.COM/THAMZIL THAHIR)

Mereka berjalan beriringan dengan ribuan jamaah haji dari Timur Tengah, Eropa dan sebagian warga domestik Jazirah Arab, untuk mempersiapkan waktu pelontaran afdal menjelang dan selepas shalat dhuha, pukul 07.00 hingga sebelum lohor.

Pintu jamarat mulai dibuka otoritas haji Arab Saudi, pukul 00.00 WAS, 10 Dzulhijjah 1444 H atau Rabu. (28/6/2023).

"Kita akan tempati lima posko. Kita siaga lebih cepat, sebelum rombongan pertama jamaah datang," kata Jasaruddin yang juga Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi Madinah.

Tim MCR ini bergerak lebih cepat, untuk mempersiapkan lima posko, deploy dan shift mana

Dua tim MCR akan mobile bergerak di sepanjang jalur 1, 6 km.

Sisanya, tiga tim MCR akan menempati tiga lantai Jamarat; lantai dasar, 2nd floor dan 3th floor.

Jamarat adalah tahap kedua wajib haji setelah mabit (bermalam istirahat dan memungut kerikil) di Musdalifah, lalu mabit di Mina, dan melontar di Jamarat.

Pos MCR ini akan siaga di jalur pejalan kaki, melintasi 2 terowongan Mina ke Jembatan Jamarat.

Pemberangkatan ini hanya berselamg 20 menit setelah ralat koordinasi gabungan tim Satgasus Kemenag dan Kemenkes di tenda posko Misi Haji Indonesia, Maktab 50 Mina.

MCR adalah satuan respon cepat gabungan dari Emergency Medical Team Kemenkes dan 4 kompaten tugas dari Kemenag; PK3JH, Linjam, konsultan ibadah dan layanan lansia dan disabilitas.

MCR dibentuk musim haji 1439 Hijriyah atau 2018 lalu.

PPIH Arab Saudi membentuk tim yang disebut Mobile Crisis Rescue (MCR) sebagai bentuk antisipasi krisis yang kerap terjadi di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armina).

Tragedi terowongan Mina 2015 lalu, jadi pelajaran berharga.
"Ini merupakan gabungan dari tim keseluruhan, baik P3JH, Linjam, Tim Gerak Cepat, konsultan ibadah dan layanan lansia dan disabilitas.

Dari Kemenkes Haji Kemenkes, tim MCR ini beranggotakan 5 hingga 6 orang.

Sedangkan dari PPIH beranggotakan 5-7 orang.

"Total satu posko MCR itu sekitar 14 hingga 16 orang, termasuk MCH kalau bergabung," kata Jasruddin.

Dr Agung, tim 2 MCR mengkonfirmasikan dari EMT terdiri dari 1 hingga 2 dokter, perawat dan paramedik, serta bergabung juga personel promkes.

"Kita akan siaga 12 jam, dan shift sore lagi esok harinya," kata dr Agung di depan posko Misi Haji Indonesia.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan