Kisah Anak dan Ayah Asal Maros Jalankan Haji Ifrad, Lebih Banyak di Kamar Hindari Larangan Ihram

Warna lain dianggap tidak sesuai tradisi mereka. Aulia membawa tiga lembar baju putih.

Pakaian lain hanya dua lembar saja. Ayahnya membawa pakaian serupa selama berhaji.

Mereka sudah memakai pakaian ihram sejak 17 Mei. Artinya, mereka sudah pakai ihram selama 12 hari.

Aulia dan ayahnya tetap merasa nyaman. Tidak merasa berat walau memakai ihram lama.

Untuk menjaga larangan ihram, mereka lebih banyak di kamar. Mereka hanya ke Masjidil Haram untuk beribadah.

Muhammad Nasir bahkan tidak potong kumis sejak berangkat. Ia juga tak sikat gigi selama ihram.

Ia khawatir gusinya berdarah saat menyikat gigi. Jika berdarah, ia takut terkena dam.

Sabun dan parfum pun tidak mereka gunakan. Aulia juga menjaga agar tidak pakai wewangian.

Kalau ke toko, mereka menghindari pakai songkok. Mereka juga menghindari tawar-menawar saat belanja.

Mereka menjaga agar tidak terjadi perdebatan. Semua ini untuk menjaga larangan selama ihram.

Haji ifrad ini diajarkan oleh nenek Aulia. Tradisi ini dilakukan keluarga besar mereka.

Banyak warga Maros juga memilih menjalankan haji ifrad.

Di kloter mereka, mayoritas ambil haji ifrad. Tradisi ini masih hidup kuat di daerah Maros.

Kloter 40 Embarkasi Makassar yang berangkat ke Jeddah juga mengambil skema haji ifrad. 

Mayoritas jemaah Kloter 40 berasal dari Maros. Sedianya, Aulia dan ayahnya berada di Kloter 40 juga.

Namun di detik terakhir keberangkatan, ada perubahan.  Keduanya pindah ke Kloter 23.

(Media Centre Haji/ Mansur Amirullah)