Rabu, 3 September 2025

Wacana Haji Jalur Laut Mencuat, Menag: Kalau Pemain Tunggal, Bisa Mahal

Nasaruddin menyatakan Malaysia telah lebih dulu menjajaki skema serupa secara agresif. Meski begitu, ia menegaskan bahwa Indonesia masih dalam

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Handout
HAJI JALUR LAUT - Kapal Pelni sandar di pelabuhan. Pemberangkatan haji Indonesia via jalur laut kembali mengemuka dan tengah dalam pengkajian mendalam Kementerian Agama.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana lama pemberangkatan jemaah haji dan umrah melalui jalur laut kembali mengemuka. Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, wacana tersebut masih dalam tahap pembahasan dan tergantung pada banyaknya penyedia layanan. Jika hanya satu operator, biaya diprediksi membengkak.

Nasaruddin menegaskan, opsi menggunakan kapal wisata bisa saja menjadi alternatif, namun tidak otomatis lebih murah.

"Tergantung, kalau banyak saingannya bisa murah. Tapi, kalau pemain tunggal, mahal," ujar Nasaruddin di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Menurut Nasaruddin, pengalaman menggunakan jalur laut bukan hal baru bagi Indonesia.

Ia mengingatkan kembali pada era kapal Belle Abeto dan Gunung Jati yang digunakan jemaah dengan durasi pelayaran mencapai tiga hingga empat bulan. Namun, ia menyadari bahwa konteks saat ini berbeda.

"Sekarang mungkin kapalnya lebih cepat. Itu ada juga jalur lautnya, tapi terutama untuk negara-negara yang letaknya dekat dengan Arab Saudi seperti Mesir," jelasnya.

Nasaruddin menyatakan Malaysia telah lebih dulu menjajaki skema serupa secara agresif. Meski begitu, ia menegaskan bahwa Indonesia masih dalam tahap pembahasan dengan berbagai pihak, termasuk otoritas Arab Saudi.

"Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat di Saudi Arabia. Kalau memang persyaratannya terpenuhi, peluangnya terbuka," ujar Nasaruddin.

Baca juga: 3 Jemaah Haji Lansia Hilang di Arab Saudi, Komisi VIII DPR Minta Kemenag Perbaiki Sistem Pengawasan

Gagasan ini sebelumnya mengemuka saat peluncuran SGIE Report 2024/2025 di Bappenas. Saat itu, ia menyebut pemerintah tengah menjajaki kemungkinan membuka jalur laut untuk ibadah haji dan umrah sebagai bagian dari diversifikasi moda transportasi.

Menurutnya, skema ini tidak hanya menawarkan alternatif transportasi, tetapi juga dapat menurunkan biaya penyelenggaraan jika dikelola dengan efisien dan kompetitif.

"Kalau infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan moda transportasi laut sudah tersedia, ini bisa jadi pilihan masyarakat yang lebih ekonomis," ujarnya.

Ia juga menilai pendekatan Arab Saudi yang kini lebih terbuka terhadap investasi strategis dapat mempercepat realisasi ide tersebut.

"Saudi Arabia ini sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis Saudi Arabia," pungkasnya.

Baca juga: Indonesia Minta Bandara Taif ke Arab Saudi, Biaya Haji Bisa Turun Rp70 Juta

Sementara itu, rencana modernisasi fasilitas ibadah di Tanah Suci seperti pembangunan delapan lantai di Mina, perluasan area Ka'bah, dan pengurangan bukit sekitar juga masuk dalam strategi jangka panjang modernisasi layanan haji.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan