Selasa, 28 Oktober 2025

Kerusuhan di Mesir

Perang Molotov Massa Pro vs Anti-Mubarak Terus Berkecamuk

Bentrok antara massa pro dan anti-Presiden Mesir Hosni Mubarak yang terjadi di sekitar lapangan Tahrir, Kairo

zoom-inlihat foto Perang Molotov Massa Pro vs Anti-Mubarak Terus Berkecamuk
Aljazeera
Massa pro dan kontra Presiden Hosni Mubarak bentrok di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Rabu (2/2/2011)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Bentrok antara massa pro dan anti-Presiden Mesir Hosni Mubarak yang terjadi di sekitar lapangan Tahrir, Kairo sejak Rabu (2/2/2011) petang terus berlanjut hingga Kamis (3/2/2011) pagi waktu setempat.

Seperti disiarkan Al Jazeera TV, tampak ratusan massa pendukung dan penentang pemerintahan Mubarak membentuk kelompok dan saling serang dengan bom molotov, runtuhan tembok dan benda keras lainnya.

Karena masih pagi buta, terlihat betul bagaimana bom molotov tersebut beterbangan di udara. Sejumlah titik api terlihat di sisi bangunan-bangunan yang ada di sekitar lapangan Tahrir Square.

Dilaporkan saat ini, ratusan massa pendukung Mubarak mulai merangsek masuk ke lapangan Tahrir Square. Sementara, ribuan massa anti-Mubarak juga berkumpul di tempat yang sama. Pemandangan ini memperlihatkan bagaimana pihak militer Mesir seolah mendiamkan kedua massa untuk bentrok.

Jumlah massa anti-Mubarak memang jauh berkurang setelah mendapat serangan mendadak dari massa pendukung Mubarak yang diduga kuat polisi berpakaian sipil pada Rabu (2/2) petang hingga malam.

Pidato Mubarak yang menolak mundur dari kursi presiden yang didudukinya selama 30 tahun menjadi pemicu jutaan massa anti-Mubarak turun ke jalan-jalan di sejumlah kota di Mesir. Serangan mendadak massa pendukung Mubarak mengakibatkan sejumlah orang tewas dan luka-luka.

Seruan dari pihak militer dan Wakil Presiden Omar Suleiman untuk meninggalkan lokasi bentrok tak didengatkan demonstran. Mantan kepala intelejen Mesir ini mengambil sikap tak akan berdialog dengan kubu oposisi pemerintah sepanjang demonstran belum mundur.

Sejauh ini jumlah data korban tewas dan luka-luka masih simpang siur. Pihak pemerintah menyatakan 500 orang lebih mengalami luka-luka akibat bentrok kedua pihak tersebut. Sementara, pihak rumah sakit dadakan yang ada di lokasi bentrok menyatakan jumlah korban luka mencapai 1600 orang lebih.

Massa anti-Mubarak memberikan tenggat waktu kepada Mubarak untuk mundur pada Jumat (4/2) waktu setempat. Jutaan massa anti-Mubarak memastikan akan turun ke jalan memaksa Mubarak mundur dalam "Jumat Berdarah" jilid II tersebut.  

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved