Tak Cukup Bermodal Pintar dan Ganteng untuk Jadi Hosto di Klub Laki-laki Jepang
Pekerjaan di Hosto (Klub malam Hosto adalah klub laki-laki penghibur wanita) ini dulu memang menarik, bisa menghasilkan banyak uang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pekerjaan di Hosto (Klub malam Hosto adalah klub laki-laki penghibur wanita) ini dulu memang menarik, bisa menghasilkan banyak uang. Seorang Hosto Jepang bisa berpenghasilan sampai 100 juta yen per tahun.
Namun hal itu hanya impian jika bisa terjadi saat ini yang semakin sulit mencari uang bagi kalangan Hosto di Jepang dengan pertumbuhan perekonomian yang hanya satu persen per tahun.
"Hosto merupakan bagian dari kebudayaan Jepang dan saya yakin orang asing tak akan ada yang bisa menjadi hosto yang profesional di Jepang karena menjadi hosto sangatlah sulit. Bukan hanya membutuhkan kemampuan berbahasa Jepang yang baik, tetapi juga harus menguasai psikologis tamunya, menyambung pembicaraan sehingga menarik bagi tamunya serta penguasaan budaya Jepang itu sendiri," ungkap Takashi Aida (49), pemilik Klub Hosto ACT di Kabukicho Tokyo khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (7/4/2015).
Budaya Hosto di Jepang memang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Hosto merupakan tempat laki-laki penghibur wanita, bukan untuk bermain seks, tetapi untuk menerima curhatan sang wanita, memperhatikan wanita itu, mencoba membantu mencarikan solusinya kalau ada masalah, yang pada akhirnya membuat hati tamu wanitanya jadi senang dan puas serta bahagia. Kebalikan dari Geisha yang melayani tamu lelaki.
Hosto bukanlah PSK dan tidak boleh melakukan hubungan seks dengan tamunya. Oleh karena itu harus pintar menolak dengan halus apabila sang tamu wanita memintanya untuk melakukan hubungan seks dengannya. Dalam hukum dan aturan yang ada di Jepang, melakukan hubungan seks dengan mendapat uang dilarang dan merupakan tindakan pidana.
"Oleh karena itu, menjadi seorang Hosto Jepang itu sangat tidak cukup hanya ganteng, gagah, berparas menawan. Terpenting adalah bagaimana bisa menjalankan komunikasi dengan baik, menyambung terus menerus dengan tamunya dan menarik bagi tamunya. Jadi kepintaran juga dibutuhkan bagi seorang Hosto. Kalau diajak bicara tamunya tidak nyambung, tidak bisa komunikasi dengan baik, tamu malah jadi kesal dan kita semua jadi rugi karena tamu mungkin tak akan datang ke klub saya kalau Hosto kita dianggapnya malah mengesalkan dia," tambahnya lagi.
Kehebatan seorang hosto untuk berkomunikasi dengan wanita, pintar dan enak diajak bicara, sehingga tamu menjadi nyaman dan senang, menjadi satu keahlian dan kelebihan Aida dalam mendidik stafnya sekitar 28 Hosto yang ganteng tetapi juga pintar dan enak diajak bicara buat tamunya.
Menurutnya, dalam sejarah Hosto di Jepang di masa lalu mungkin sekitar 20 tahun lalu ada seorang hosto yang hebat sekali sehingga satu tahun bisa berpenghasilan 100 juta yen.
"Itu hanya impian saat ini, tidak mungkin terjadi. Penghasilan Hosto yang top saat ini hanya puluhan juta yen saja," kata Aida yang enggan mengungkapkan berapa penghasilan para hosto yang bekerja di klub ACT miliknya.
Aida baru saja membuka Klub Hosto Desember tahun lalu dan kini mulai terkenal di Jepang karena pertama kali di Tokyo Jepang, di dalam sebuah klub Hosto yang harusnya lelaki semua, ternyata ada Hosto Wanita bernama Kyoya.
"Dulu saya punya dua staf Hosto wanita, tetapi yang satu telah ke luar, tidak kuat mungkin karena memang tidak mudah menjadi hosto, sangat berat baik kualitas maupun secara fisik untuk bekerja sebagai hosto. Dia wanita tak diperlakukan beda dengan lelaki di sini," tambahnya.
Aida kelahiran Tokyo dan mengaku belum pernah ke Indonesia ingin sekali berkunjung ke Indonesia.
"Khususnya Bali ingin sekali sewaktu waktu saya ke Bali karena indah kata banyak orang," katanya lagi.
Klub Hosto ACT yang ada di bawah tanah (B1) memang nyaman penempatannya, ada di sudut jalan dan dengan papan iklan yang besar, menampilkan para hosto yang ganteng, memudahkan dilihat banyak orang dari berbagai sudut jalan.
Hingga Jumat (10/4/2015) dilakukan event khusus di sana untuk menarik tamu lebih banyak lagi. Sebuah event yang membuat tamunya senang dan bergembira sambil bersantai minum berbagai minuman keras yang tersedia di sana, sambil diajak ngobrol para hosto yang ganteng dan pintar berkomunikasi.
Ruangan ber-sakura karena musim Sakura saat ini menambah indah suaana ruangan klub dan nyaman bagi para tamunya.
Dari hasil penelitian Tribunnews.com ke beberapa klub hosto yang ada, memang biaya masuk sekitar 5.000 yen per orang. Tetapi dalam kenyataan karena minum-minuman keras bisa menghabiskan sedikitnya 25.000 yen bagi seorang tamu wanita yang berkunjung ke sana.
Bahkan ada pula yang bisa terkena sampai 500.000 yen dalam semalam bermain-main di klub hosto di Jepang. Semua tergantung perlakuan hosto terbaiknya atau tidak serta minuman yang dinikmatinya. Kalau minuman beralkohol yang sangat mahal, tentu akan mencapai ratusan ribu yen per malam.
Namun biasanya sekitar 25.000 yen, atau kalau sangat singkat tak minum alkohol berkisar antara 10.000 yen sampai dengan 25.000 yen per orang.
Pihak kepiolisian Jepang juga memonitor dunia malam ini karena apabila sembarangan saja menaikkan harga minuman di sebuah klub malam, manajer atau bahkan pemilik bar dapat terkena tuduhan bottakuri atau pemerasan yang melanggar tindak pidana bisa dipenjarakan atau denda jutaan yen.
"Memang tak ada batasan uang dalam dunia malam. Namun di klub ACT ini semua berlaku secara adil dan jujur sehingga tamu pun akan terasa nyaman sampai bayar terakhir biaya bersenang-senangnya di klub tersebut," ungkap pengakuan seorang tamu yang telah beberapa kali ke sana.
Lalu bagaimana dengan mafia Jepang atau Yakuza? Menurut Aida mereka belum pernah kedatangan tamu Yakuza.
"Buat apa mereka ke sini, kita pun tidak akan bekerjasama dengan pihak Yakuza. Tapi kalau sebagai tamu biasa ya silakan saja dan bayar seperti apa yang kita tagihkan secara biasa. Kami tak akan mau membayar mikajimeryo (uang proteksi) segala macam," ungkapnya.
Bahkan dengan tegas Aida mengatakan akan segera melaporkan ke polisi kalau ada anggota Yakuza yang macam-macam di klubnya.
"Syukurlah selama ini tak ada yang macam-macam dan semua aman-aman saja kita di sini," katanya.