Selasa, 18 November 2025

Apakah robot menjadi solusi kebutuhan kaum jompo?

Perkembangan robot perawat tak dapat dielakkan seiring dengan tren demografis dunia. Namun penggunaan robot dinilai kurang etis.

Resepsionis di Institut Inovasi Media (Institute of Media Innovation/ IMI) di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura adalah perempuan berambut coklat bernama Nadine.

Dari jauh, tidak ada yang aneh dari penampilannya. Namun jika dilihat dari dekat, keraguan mulai muncul. Ya, dia adalah sebuah robot.

Nadine adalah robot "cerdas" yang mampu bertindak secara independen. Untuk sebuah mesin, penampilan dan perilakunya sangat alami.

Dia dapat mengenali orang dan emosi manusia, dan dapat mengaitkan hal menggunakan database pengetahuannya.

Di IMI, kemampuan Nadine masih ditingkatkan sebagai resepsionis. Namun tak lama lagi, Nadine mungkin dapat menjadi suster perawat nenek Anda.

Populasi menua

Penelitian untuk menggunakan robot sebagai perawat atau suster semakin meningkat. Tak sulit untuk melihat mengapa.

Populasi global semakin menua, yang memberikan tekanan pada sistem layanan kesehatan.

Banyak kaum jompo berusia 80-an tahun ymungkin hanya membutuhkan teman untuk mengobrol atau seseorang yang dapat mengawasi jika mereka jatuh. Namun, sebagian di antara mereka menderita penyakit serius, seperti demensia.

robot
Rex Features
Persahabatan seperti karakter Frank Langella dan perawat robotnya di film Robot and Frank dapat menjadi nayata di kemudian hari.

Bagaimana kita dapat menyediakan perawatan yang berkualitas untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan ini? Banyak pakar yang berpikir jawabannya dapat berupa robot.

Nadine dikembangkan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Prof Nadia Thalmann. Mereka telah meneliti manusia virtual selama bertahun-tahun. Nadine, misalnya, telah ada selama tiga tahun.

"Dia memiliki kapasitas seperti manusia untuk mengenali orang-orang, emosi dan pada saat bersamaan mengingat mereka," kata Prof Thalmann.

Secara otomatis, menurutnya, Nadine beradaptasi dengan orang dan situasi yang dihadapinya, sehingga cocok untuk merawat orang tua.

Robot ini dapat memonitor kesehatan pasien, meminta bantuan dalam kasus darurat, mengobrol, membacakan cerita atau bermain. "Humanoid tidak pernah letih atau bosan," kata Prof Thalmann. "Dia hanya akan mengerjakan apa yang ditugaskan."

Meski begitu, Nadine tidaklah sempurna. Dia kesulitan mengerti logat, dan koordinasi tangannya belum sempurna. Namun Prof Thalmann berkata robot sudah dapat merawat orang tua dalam 10 tahun.

Belum siap untuk robot

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved