Apakah robot menjadi solusi kebutuhan kaum jompo?
Perkembangan robot perawat tak dapat dielakkan seiring dengan tren demografis dunia. Namun penggunaan robot dinilai kurang etis.
Ada juga keengganan dari beberapa orang di dunia medis unruk mengadopsi terapis yang tidak memiliki latar belakang farmakologi.
Meski begitu, Dr Petersen yakin bahwa Paro dapat memiliki peranan di banyak ruang lingkup yang berkaitan dengan kesehatan, karena kecerdasan buatan anjing laut itu dapat diprogram untuk mengadaptasi serangkaian tingkah laku
"Saya kira Paro dapat meiliki peranan di perawatan post-traumatic stress disorder (stress akibat trauma), dalam rehabilitasi neurokognitif di pasien stroke, dan dengan pasien yang kesakitan atau dalam perawatan paliatif," katanya.
"Anak-anak dengan autism dapat membaik dari interaksi dengan anjing laut."
Masalah etis
Tak dapat dipungkiri, ada beberapa kelemahan dari solusi robotik ini.
Satu isu, kata Prof Sethu Vijayakumar, direktur Pusat Robotik Universitas Edinburgh, adalah apakah penyebaran perawat humanoid dapat mengarah ke isolasi yang semakin besar bagi para orang tua.
"Kita harus menanyakan: apakah [robot] mengisolasi manusia semakin dalam, atau benar-benar membantu manusia?" kata Prof Vijayakumar.
Penggunaan robot juga menimbulkan kekhawatiran tentang isu data pribadi, tambahnya.
"Kualitas dan personalisasi layanan [robotik] secara proporsional berkaitand engan jumlah data yang anda masukkan ke sistem. Data anda menjadi sejenis kurs untuk akses atas layanan yang lebih baik.
"Sebuah harga yang menarik untuk masalah etis. Sebuah area yang sangat sensitif."