Kamis, 7 Agustus 2025

Jika perempuan memaksa laki-laki berhubungan seks, apakah itu bentuk perkosaan?

Ketika seorang pria berhubungan seks tanpa persetujuan pasangan perempuannya, itu disebut perkosaan. Apakah hal sebaliknya juga bisa disebut

Ketika seorang pria berhubungan seks dengan seorang perempuan tanpa persetujuannya, itu disebut perkosaan.

Tapi apa jadinya jika justru sang perempuan yang memaksa pasangan laki-lakinya untuk berhubungan badan tanpa persetujuan?

Di Inggris dan Wales, hal itu tidak tergolong perkosaan. Akan tetapi, seorang peneliti yang tengah mempelajari fenomena itu berpendapat sebaliknya.

Kisah ini akan membuat beberapa pembaca menjadi tidak nyaman

Siobhan Weare, doktor dari Lancaster University Law School, memulai penelitian tentang hubungan seks secara paksa di Inggris pada tahun 2016-2017 dengan mengumpulkan informasi dari lebih 200 pria melalui sebuah survei online.

Hasil penelitian terakhirnya yang baru dipublikasi minggu ini - berdasarkan hasil wawancara dengan 30 pria sejak Mei 2018 hingga Juli 2019 - menjabarkan secara lebih rinci tentang konteks terjadinya hubungan seks secara paksa, konsekuensi yang timbul, dan reaksi sistem penegakan hukum.

Identitas semua peserta penelitian disembunyikan, namun saya akan memanggil salah satu di antaranya dengan sebutan John.

John mengatakan, tanda pertama bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi ketika pasangannya mulai menyakiti diri sendiri. Setelah terjadi sebuah insiden yang mengerikan, John membawa kekasihnya ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dirawat. Keduanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendiskusikan penyebab psikologis yang mungkin melatarbelakangi insiden itu.

Kira-kira enam bulan kemudian, alih-alih menyakiti diri, sang kekasih justru melampiaskannya kepada John.

"Saya sedang duduk di ruang tengah dan ia datang dari arah dapur. Ia memukul hidung saya dengan sangat keras dan berlari sambil tertawa geli," ujar John. "Sejak saat itu, kekerasan yang dilakukannya mulai terjadi secara rutin."

Kekasihnya mencoba untuk mencari pertolongan dari dokternya, ujar John. Ia menjalani sesi konseling, lalu ia dirujuk ke psikolog - meski ia tak menghadiri janji pertemuan yang sudah dibuat.

Biasanya, ia pulang dari kantor "dan langsung meminta berhubungan seks," ungkapnya.

"Ia akan main kasar, sampai-sampai saya sempat merasa takut menunggunya pulang kerja."

Suatu kali, John terbangun dalam kondisi tangan kanannya diborgol sang kekasih ke kerangka tempat tidur. Ia lalu memukuli kepala John dengan speaker yang biasanya diletakkan di samping tempat tidur, lalu mengikat tangan kiri John menggunakan tali dan mencoba untuk memaksanya berhubungan badan.

Dalam ketakutan dan rasa sakit, John tidak bisa memenuhi permintaannya - ia lantas memukulnya lagi dan meninggalkannya dalam posisi terikat selama setengah jam, sebelum akhirnya kembali dan melepaskannya. Selepasnya, ia menolak membicarakan apa yang baru saja terjadi.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan