Sabtu, 16 Agustus 2025

Penembakan di AS yang tewaskan 29 orang: Trump kutuk serangan di tengah kritikan atas dirinya

Presiden Donald Trump mengatakan "sikap penuh kebencian tidak memiliki tempat" di AS menyusul tewasnya 29 orang dalam dua insiden penembakan

Presiden Donald Trump mengatakan "sikap penuh kebencian tidak memiliki tempat" di AS menyusul tewasnya 29 orang dalam dua insiden penembakan massal pada akhir pekan lalu, di tengah tuduhan bahwa dirinya seharusnya bertanggung jawab.

Dalam serangan di El Paso, 20 orang meninggal dunia, sementara sembilan orang tewas dalam penembakan di Dayton, Ohio.

Trump mengatakan "mungkin lebih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan serangan seperti itu.

Tetapi para kritikus mengatakan Trump merupakan bagian dari masalah, karena retorikanya anti-imigran dan penolakannya terhadap upaya mengontrol kepemilikan senjata.

Seorang pria kulit putih berusia 21 tahun yang ditangkap atas insiden penembakan hari Sabtu di Texas diyakini telah mengunggah dokumen di dunia maya yang menyebut serangan itu sebagai respons terhadap "invasi Hispanik" di negara itu.

Motif pria bersenjata di Ohio, yang membunuh saudara perempuannya dan delapan orang lainnya pada Minggu sebelum ditembak mati oleh polisi, masih belum jelas.

Berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan penembakan massal perlu dihentikan.

"Ini telah berlangsung selama bertahun-tahun di negara kami dan kami harus menghentikannya," katanya.

Dia kemudian menghubungkan kedua serangan itu dengan "masalah penyakit mental", dengan menyebut bahwa orang-orang bersenjata itu "sangat, sangat sakit mental".

Apa yang terjadi di El Paso?

Pembantaian terjadi di toko swalayan Walmart dekat Cielo Vista Mall, beberapa mil dari perbatasan AS-Meksiko, yang saat itu ramai dikunjungi pengunjung.

Pelaku yang berusia 21 tahun menyerahkan diri setelah dihadang aparat kepolisian. Tersangka diketahui penduduk kota Allen di wilayah Dallas, sekitar 650 mil (1046km) timur dari El Paso.

map
BBC

Media AS melaporkan nama pria itu adalah Patrick Crusius. Kepada polisi, ia mengaku beraksi sendiri.

Penembakan ini, diyakini sebagai insiden paling mematikan kedelapan dalam sejarah AS modern, terjadi di kota yang sebagian besar populasinya yang berjumlah 680.000 adalah keturunan Hispanik.

Selain menyebabkan 20 korban jiwa, 26 orang terluka dalam penembakan itu.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan