Penembakan di AS yang tewaskan 29 orang: Trump kutuk serangan di tengah kritikan atas dirinya
Presiden Donald Trump mengatakan "sikap penuh kebencian tidak memiliki tempat" di AS menyusul tewasnya 29 orang dalam dua insiden penembakan
Identitas para korban belum diungkap. Namun, Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador mengatakan tiga warga Meksiko telah tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan tersebut, lansir kantor berita Reuters.
Dalam dokumen berisi empat halaman, yang dilaporkan dipasang sekitar 20 menit sebelum polisi menerima panggilan darurat pertama terkait insiden di Walmart, tersangka menyatakan dukungannya atas pria bersenjata yang menewaskan 51 orang di Christchurch, Selandia Baru, pada Maret lalu.
Sementara, para pejabat mengatakan penembakan itu diperlakukan sebagai "kasus teroris domestik".
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan tindakan tersangka yang menyasar orang-orang Hislanik dapat dikategorikan sebagai tindak terorisme, maka pihaknya dapat mengekstradisi pria bersenjata itu
"Bagi Meksiko, orang ini adalah seorang teroris," katanya kepada wartawan.
Apa yang terjadi di Dayton?
Connor Betts, 24 tahun, melepaskan tembakan di kawasan distrik hiburan malam terkenal pada Minggu dini hari.
Rekaman kamera keamanan menunjukkan lusinan orang berlomba melewati pintu klub malam Ned Peppers setempat.

Beberapa detik kemudian, Betts terlihat berlari ke arah keramaian dan terkena tembakan polisi ketika dia mencapai pintu.
Polisi mengatakan Betts mengenakan pelindung tubuh dan tiba ke lokasi sambil membawa amunisi tambahan untuk senapan serbu kaliber 223.
"Seandainya orang ini berhasil melewati pintu Ned Peppers dengan persenjataan yang dimilikinya, bakal banyak orang menjadi korban," kata Kepala Kepolisian Dayton, Richard Biehl.
Para pejabat mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif serangan itu.
Connor Betts, 24 tahun, yang diidentifikasi sebagai pelaku penembakan, melangsungkan aksinya menggunakan senapan serbu sambil mengenakan pelindung tubuh di luar klub malam setempat, Ned Peppers.
Hingga kini, motifnya belum diketahui. Namun, polisi tidak menemukan adanya indikasi "motif bias" terhadap kelompok tertentu dalam penembakan tersebut.