Kuil di Jepang Jadi Korban Tempat 'Perang' Warga Hong Kong dan China
Sejak 20 November 2019 para petugas kuil di Kiyomizu-dera, Higashiyama-ku, Kyoto, maupun kuil yang ada di Nara dan di Osaka, dicorat coret.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Protes warga Jepang kepada pemerintahannya sudah berlangsung lebih dari sebulan dan dukungan warga pun dilakukan di Jepang antara lain dengan menuliskan berbagai harapan pada Ema--papan kayu pesan untuk surga digantung di kuil-kuil Jepang.
"Namun belakangan ini banyak yang mencorat-coret Ema tersebut bahkan ada yang mencopot dan membuangnya di berbagai tempat," ungkap seorang pendeta Shinto Kuil Kiyomizudera kepada Tribunnews.com, Kamis (21/11/2019).
Ema adalah plakat kayu bergambar (kuda) yang dipersembahkan di Kuil Shinto dan Kuil Buddha di Jepang sebagai bentuk permintaan, janji, atau ucapan terima kasih.
Permohonan kepada surga dari manusia yang menuliskannya dipersembahkan lewat kuil sehingga digantung di kuil-kuil Jepang dengan harapan dapat "dibawa ke surga" melalui kuil tersebut.
Isi tulisan pada Ema beraneka ragam, termasuk ada pula warga Indonesia yang menuliskan dalam bahasa Indonesia pada Ema. Misalnya, semoga anak saya lulus sekolah dengan baik.

Corat coret Ema mulai dilakukan sekitar pertengahan Oktober lalu diposting seseorang di internet.
Hal itu kemudian mendapat respons dari pihak "lawan" dengan mencorat coret yang tidak suka para pendukung Hong Kong menuliskan pesan-pesan tersebut di kuil-kuil Jepang.
Sejak 20 November 2019 para petugas kuil di Kiyomizu-dera, Higashiyama-ku, Kyoto, maupun kuil yang ada di Nara dan di Osaka, tidak sedikit dilakukan corat coret.
Bahkan Ema dibuang dan dipendam ke dalam tanah masih di wilayah kuil-kuil Jepang.
Beberapa warga Jepang merasa kesal dengan perbuatan orang yang melakukan hal tersebut.
"Kurang ajar sekali mereka itu. Ema kan untuk surga, untuk para dewa dewi agar pesan kita bisa disampaikan kepada mereka. Jangan corat coret begitu apalagi dibuang sembarangan," ungkap Shinyama dari Osaka kepada Tribunnews.com.
Baca: Tak Hanya Manusia, Tikus Jepang pun Suka Berendam Air Panas
Baca: Mulai 2020 China Kembali Buka Kran Impor Daging Sapi Enak dari Jepang
Baca: Menteri Luhut Kaget Ada Pengusaha Jepang Belum Tahu Banyak Perubahan di Indonesia
Baca: Jepang Evaluasi Kembali Jarak Penempatan Sistem Rudal Pencegat Aegis Ashore
"Perang" antara Hong Kong dan China ternyata berlangsung sampai ke Jepang. Para pendukung Hong Kong menuliskan berbagai pesan, kini mulai banyak dibaca orang China dan lawan "Hong Kong" dengan mencoret-coret Ema tersebut serta membuangnya sembarangan.
Di Kuil Toyokuni di Kota Osaka, seorang petugas menemukan bahwa sebuah ema yang ditulis tentang Hong Kong telah retak, rusak dan dibuang ke tanah dekat kuil utama.
Karena alasan itulah maka pemberitahuan dipasang di kawasan berbahasa Jepang, Inggris, dan Cina, "Jangan lakukan grafiti atau kerusakan pada Ema."