Virus Corona
Alasan WHO Beri Nama Resmi COVID-19 untuk Virus Corona Baru, Tak Cantumkan Wuhan atau China
Berikut alasan WHO memberi nama resmi COID-19 untuk virus Corona baru. Nama tersebut tidak mencantumkan Wuhan atau China di dalamnya.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Tiara Shelavie
Sementara itu, di Italia, Sifilis disebut sebagai penyakit Prancis.
Pada tahun 1918, pandemik flu secara luas disebut Flu Spanyol di AS.
Padahal, flu tersebut tidak berasal dari Spanyol.
Tahun 2009, WHO berhenti menggunakan istilah "flu babi" dan menggantinya dengan Influenza A (H1N1).
Sebab, penamaan itu menyebabkan penurunan pendapatan di pasar daging babi.
Ebola dinamai berdasarkan sungai di dekat tempat wabah pertama kali berasal.
Kini, WHO mencatat Middle East Respiratory Syndrome (MERS), Flu SPanyol, Flu babi, dan penyakit Chagas sebagai contoh nama yang harus dihindari ketika mencari nama untuk penyakit baru.
Arnold Monto, seorang profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Michigan, mengatakan penting untuk peka terhadap budaya yang berbeda ketika menamai suatu penyakit.
"Jika Anda memiliki nama yang regional dan menyebar secara global, itu membingungkan," ujar Monto.
Dalam kasus virus Corona baru, WHO telah menentukan nama untuk penyakit, bukan virus.
Virus ini dinamai severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) oleh Kelompok Studi Coronavirus dari Komite Internasional tentang Taksonomi Virus.
Mereka bertanggung jawab atas klasifikasi resmi virus.
Panitia mengakui kesamaan virus Corona baru dengan pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi antara 2002-2003.
Untuk penyakitnya, kata Parmet, COVID-19 adalah nama yang sangat ideal.
Pendek, mudah diucapkan, dan terdiri dari dua suku kata.