Cerita Korban Penembakan Pria Berakhir Bunuh Diri di Jerman, Dia Menembak dan Pergi dengan Santai
"Bocah itu bicara padaku, Saudaraku aku tidak bisa merasakan lidahku, saya tidak bisa bernafas." "Saya bilang kepadanya, ucapkan kalimat syahadat,"
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Whiesa Daniswara
Dia kini tengah menjalani perawatan, karena menderita luka-luka akibat peristiwa itu.
Beyazkender hanya bisa berbaring di ranjang rumah sakit, dengan bahu yang dibalut perban.
"Lalu dia menembaki kami semua. Saya tertembak di lengan ketika mencoba bersembunyi di balik dinding," ungkapnya.
Beyazkender mengatakan, saat itu dia berbaring di lantai tepat di atas seseorang.
Seseorang lainnya, juga berbaring di atasnya dan begitu seterusnya.
"Ada seorang anak di bawahku dengan lubang di tenggorokannya," katanya.
"Bocah itu bicara padaku, Saudaraku aku tidak bisa merasakan lidahku, saya tidak bisa bernafas."
"Saya bilang kepadanya, ucapkan kalimat syahadat," cerita Beyazkender.
Bocah laki-laki itu, lalu mengucap kalimat syahadat, dan meminta semua orang membacanya.
"Tidak ada suara lain, hanya kami berdua."
"Saya tidak melihatnya melarikan diri atau apa pun," tutup Beyazkender.
Kronologi Penembakan
Rathjen mengunggah deklarasi atau manifestonya serta sebuah video online sebelum melakukan penembakan di kota kelahirannya, Hanau, Jerman.
Dia menembak di dua lokasi Shisha bar pada Rabu (19/2/2020) pukul 10 malam waktu setempat.
Pertama, dia menembak di Midnight Shisha Bar di daerah Heumarkt, tengah kota Hanau.