Virus Corona
Menurut Penelitian Perempuan Lebih Mungkin Bertahan dari Virus Corona Dibanding Lelaki
Temuan para peneliti di Cina mengemukakan jika wanita lebih mungkin bertahan dari virus corona yang mematikan dibandingkan lelaki.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah temuan para peneliti di China mengemukakan jika wanita lebih mungkin bertahan dari virus corona yang mematikan.
Meski begitu, wanita lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan insomnia karena mereka menganggap sebagian besar beban merawat pasien.
Virus Covid-19 menyebabkan gejala yang kurang serius dan mortalitas yang lebih rendah pada wanita dibandingkan dengan pria.
Hal itu menurut dua makalah penelitian oleh dokter yang bekerja di pusat kota Wuhan di China, pusat dari penyakit Covid-19 dimulai.
Dalam satu penelitian terhadap lebih dari 1.000 pasien di seluruh daratan Cina, termasuk 37 yang meninggal di Wuhan, para peneliti menemukan bahwa pria menderita efek yang lebih parah dan lebih mungkin meninggal.

Baca: Studi China: Penyebaran Virus Covid-19 Bisa Melambat di Negara Bercuaca Lebih Hangat
Terhitung 70 persen dari angka kematian, menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada Kamis di medRxiv.org, server pracetak untuk ilmu kesehatan.
"Secara khusus, virus itu "lebih cenderung mempengaruhi pria yang lebih tua dengan komorbiditas."
"Dapat pula menyebabkan penyakit pernapasan yang parah dan bahkan fatal," kata surat kabar itu, melansir melalui South China Morning Post.
Makalah ini ditulis oleh para peneliti dari Rumah Sakit Union Wuhan dan Rumah Sakit Tongren Beijing, yang dikirim oleh pemerintah pusat ke provinsi Hubei untuk membantu mengendalikan epidemi.
Sebuah penelitian sebelumnya terhadap 47 pasien dengan pneumonia berat yang diinduksi coronavirus menemukan bahwa pasien laki-laki lebih mungkin untuk memiliki penyakit paru-paru, mengembangkan infeksi sekunder, memerlukan perawatan yang kompleks dan mengalami hasil yang lebih buruk.

Baca: Penanganan Virus Corona, Istana Pastikan Protokol Kesehatan Berjalan Hingga Ke Daerah
Selama satu periode dua minggu, pria menyumbang lebih dari 83 persen dari mereka yang kondisinya memburuk dari parah menjadi kritis.
Pada saat yang sama, pria mewakili hanya 20 persen dari mereka yang dibebaskan dari rumah sakit, menurut penelitian yang diposting di situs web yang sama pada 27 Februari.
Penelitian ini melibatkan pasien di salah satu cabang Rumah Sakit Tongji di Wuhan dan dilakukan oleh dokter dari Rumah Sakit Beijing dan Rumah Sakit Xuanwu.
Perbedaan gender yang serupa dilaporkan selama wabah sindrom pernapasan akut (Sars) 2002-03 tetapi tidak dengan influenza, kata para peneliti.
Namun, penelitian ketiga menunjukkan bahwa epidemi virus korona tahun ini telah mengambil korban lebih besar pada kesehatan mental wanita yang merawat pasien.