Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Tak Lakukan Lockdown, Swedia Punya Cara Sendiri Perangi Corona

Tercatat 110 orang meninggal, demikian berdasarkan data terbaru dari Badan Kesehatan Masyarakat.

AFP/JOSEP LAGO
Ilustrasi: Anggota Unit Darurat Militer (UME) melakukan desinfeksi umum di binatu fasilitas perawatan yang diperpanjang Sant Antoni di Barcelona. Spanyol (27 Maret 2020). Korban tewas di Spanyol melonjak lebih dari 4.800 hari ini setelah 769 orang meninggal dalam 24 jam, dalam angka rekor satu hari untuk kematian, kata pemerintah. Spanyol memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Italia, dan sejauh ini menderita 4.858 kematian, sementara jumlah kasus melonjak menjadi 64.059. (AFP/Josep LAGO) 

Sebaliknya, Italia, episentrum wabah ini di Eropa, tercatat hampir 100.000 kasus dan lebih dari 10.000 orang meninggal.

Sementara itu Spanyol, negara kedua titik terburuk di Eropa, karena hampir 80.000 orang dikonfirmasi positif virus corona dan 6.500 orang meninggal.

Inggris mencatat hampir 20.000 kasus positif dan 1.228 orang meninggal karena virus ini.

"Dalam tingkat terinfeksi dan kasus kematian, Swedia tidak begitu buruk daripada di banyak negara. Itulah yang kita usahakan," kata Tegnell.

Hasil jajak pendapat, imbuh dia, juga menunjukkan publik Swedia secara keseluruhan mendukung pendekatan social distancing yang diterapkan lembaga yang dipimpinnya.

Tegnell tidak mengesampingkan tindakan yang lebih ketat di Swedia.

"Jika ada peningkatan tajam dalam kasus, pemerintah dan badan kesehatan masyarakat akan mendiskusikan tentang apa tindakan lain yang dapat kita ambil."

Menurut dia, strategi pemerintah Swedia dalam menanggulangi penyebaran virus corona itu sangat menuntut tanggung jawab masing-masing orang.

Akhir pekan ini, Perdana Menteri Stefan Löfven mengatakan, mengisolasi Stockholm bisa terjadi, jika wabah memburuk.

Namun tegas dia, langkah itu tidak sedang dibahas.

Dia sebelumnya bersikeras akan berhasil memerangi penyebaran virus di negaranya.

Pemerintah Swedia telah menganjurkan warganya bekerja dari rumah jika mungkin, menghindari perjalanan tidak penting dan orang tua disarankan untuk menghindari kontak sosial.

Saran untuk mencuci tangan secara teratur juga telah dipromosikan pemerintah Swedia.

Restoran, Bar, kafe, dan klub malam telah diberitahu untuk hanya menawarkan layanan meja duduk saja.

Pada hari Minggu (29/3/2020) kemarin, pemerintah mengeluarkan larangan pertemuan lebih dari 50 orang. Sebelum pemerintah hanya melarang pertemuan lebih dari 500 orang.

Pemerintah juga telah menutup Universitas dan perguruan tinggi, tetapi sekolah dengan siswa di bawah 16 tahun tetap terbuka.

Dengan demikian, dibandingkan dengan tempat lain di Eropa, kehidupan di Swedia terasa menakutkan normal, penduduk Stockholm mengatakan.(CNBC)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan