Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Tingkat Perceraian di Tiongkok Meningkat setelah Lockdown Mulai Berakhir, Sebagian karena KDRT

Sekitar dua bulan lebih Tiongkok atau Daratan China berjuang melawan Covid-19.Namun angka perceraian tiba-tiba melonjak pada bulan Maret.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wulan Kurnia Putri
net
ILUSTRASI Bulan Madu di Dubai Ungkap Watak Asli Suami: Pilih Cerai setelah 5 Bulan Menikah dan 5 Tahun Pacaran. 

"Komunikasi yang buruk telah menyebabkan semua orang kecewa pada pernikahan dan membuat keputusan untuk bercerai," kata direktur pusat pendaftaran kota, Yi Xiaoyan.

Seorang wanita menikah dan cerai selama 12 kali, buat semua mantan suaminya trauma setelah malam pertama. Foto hanya ilustrasi.
Seorang wanita menikah dan cerai selama 12 kali, buat semua mantan suaminya trauma setelah malam pertama. Foto hanya ilustrasi. (pixabay)

Sementara itu, pengacara perceraian Shanghai Steve Li di Gentle & Trust Law Firm mengatakan kasus perceraian di tempatnya telah meningkat 25 persen sejak lockdown mereda.

Dulu perselingkuhan jadi sebab nomor satu aduan perceraian di kantor pengacara itu.

Sebab orang-orang berpikir bisa mencari cinta yang baru saat tidak ada di rumah.

Sedangkan waktu-waktu Natal dan Tahun Baru China adalah waktu liburan yang bisa kembali mengeratkan ikatan keluarga.

Saat pandemi ini mulai merebak dengan masif pada akhir Januari, banyak pasangan harus tinggal serumah dengan lama.

Bahkan diantara mereka harus hidup bersama dengan keluarga besar.

Bagi banyak orang di China, mungkin ini terlalu berat nilai Li.

"Semakin banyak waktu yang mereka habiskan bersama, semakin mereka saling membenci," kata Li merujuk kasus barunya.

"Orang-orang membutuhkan ruang. Bukan hanya untuk pasangan, ini berlaku untuk semua orang."

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan