Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

Kekhawatiran Dampak Corona Meningkat di Suku Pedalaman Amazon setelah Remaja 15 Tahun Meninggal

Seorang remaja dari suku pedalaman Amazon terisolasi setelah dites positif mengidap Covid-19 telah meninggal dunia.

Editor: Ifa Nabila
CNN
Seorang remaja dari suku pedalaman Amazon terisolasi setelah dites positif mengidap Covid-19 telah meninggal dunia. Meninggalnya remaja tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus corona pada para penduduk asli kawasan tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja dari suku pedalaman Amazon yang terisolasi setelah dites positif mengidap Covid-19 telah meninggal dunia.

Meninggalnya remaja tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus corona pada para penduduk asli kawasan tersebut.

Mengutip dari CNN, Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan, remaja 15 tahun yang merupakan suku Yanomami dari desa Rehebe di Sungai Uraricoera, meninggal pada Kamis (9/4/2020).

Remaja tersebut telah berada di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Roraima di Boa Vista, ibu kota negara bagian Roraima, sejak 3 April 2020 lalu.

Baca: Hasil Tes Wander Luiz Segera Keluar, Ingin Segera Pulang ke Brasil

Baca: Legenda Hidup Brasil Tuntut Neymar Contoh Profesionalitas Messi dan Ronaldo

Yanomami
Seorang remaja dari suku pedalaman Amazon terisolasi setelah dites positif mengidap Covid-19 telah meninggal dunia. Meninggalnya remaja tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus corona pada para penduduk asli kawasan tersebut.

Sementara itu, tambah Kementerian Kesehatan, pihak rumah sakit belum mengungkapkan penyebab kematiannya.

Menteri Kesehatan Brasil Mengatakan Remaja itu Dinyatakan Positif Covid-19

Lebih lanjut, dalam konferensi pers pada Rabu (8/4/2020), Menteri Kesehatan Brasil mengatakan, remaja laki-laki itu dinyatakan positif mengidap Covid-19.

"Hari ini kami memiliki kasus yang dikonfirmasi di Yanomami, yang sangat membuat kami khawatir," kata sang Menteri.

"Ini menjadi perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat adat," tambahnya.

Baca: VIDEO Jemaat di Brasil Berlutut dan Doakan Dunia yang Dilanda Virus Corona

Baca: Persib Bandung Lolos ke Babak 16 Besar Setelah Kalahkan Tim Asal Brasil

Lebih jauh, menurut Survival International, organisasi yang berupaya melindungi hak-hak masyarakat adat, suku Yanomami hidup di hutan hujan dan pegunungan di Brasil utara, serta selatan Venezuela.

Untuk diketahui, suku pedalaman relatif terisolasi di Amerika Selatan.

Situs web organisasi tersebut mengatakan, saat ini diperkirakan ada 38.000 suku Yanomami.

ILUSTRASI - Jemaat Kristen berlutut di jalan kotamadya Abreu e Lima, Pernambuco, Brazil. Mereka berdoa bagi Brasil dan dunia yang dilanda pandemi virus corona pada Selasa pagi (31/3/2020) kemarin. Doa bersama yang dimobilisasi anggota The Assembly of God di Abreu e Lima.
ILUSTRASI - Jemaat Kristen berlutut di jalan kotamadya Abreu e Lima, Pernambuco, Brazil. Mereka berdoa bagi Brasil dan dunia yang dilanda pandemi virus corona pada Selasa pagi (31/3/2020) kemarin. Doa bersama yang dimobilisasi anggota The Assembly of God di Abreu e Lima. (Tangkap Layar TV GOSPEL)

Virus Corona Menyebar Melalui Penambang Ilegal

Secara terpisah, Socio-Environmental Institute (ISA) mengatakan, virus corona telah menyebar di kalangan suku Yanomami melalui penambang ilegal yang memasuki wilayah adat.

"Har ini, tanpa diragukan lagi, faktor utama penyebaran Covid-19 di dalam wilayah adat Yanomami adalah keluar masuk lebih dari 20.000 penambang ilegal tanpa kontrol," ungkap ISA dalam pernyataan di situsnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan