Kamis, 20 November 2025

Setidaknya 28 Warga Palestina di Gaza Tewas Akibat Gelombang Serangan Udara Israel

Empat serangan udara Israel menewaskan 25 warga Palestina di Gaza, memicu ketegangan baru di tengah gencatan senjata yang masih rapuh

Editor: Eko Sutriyanto
YouTube Channel 4 News
ISRAEL SERANG GAZA - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik Israel melakukan serangan udara ke Kota Gaza pada Senin (15/9/2025). Setidaknya 28 warga Palestina tewas dalam gelombang serangan Israel di Jalur Gaza, Rabu (19/11/2025) menurut sumber medis kepada Al Jazeera. Serangan ini menjadi salah satu pelanggaran terbesar gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan mulai berlaku bulan lalu. 

Ringkasan Berita:
  • Sebanyak 28 warga Palestina tewas dalam empat serangan udara Israel di Gaza, memicu kembali ketegangan di tengah gencatan senjata yang rapuh. 
  • Israel menyebut serangan ditujukan pada target Hamas yang dianggap melanggar kesepakatan, sementara Hamas mengecam aksi itu sebagai eskalasi berbahaya. 
  • Meski gencatan senjata sejak Oktober meredakan perang, kekerasan terus berlanjut dengan ratusan korban.

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Setidaknya 28 warga Palestina tewas dalam gelombang serangan Israel di Jalur Gaza, Rabu (19/11/2025) menurut sumber medis kepada Al Jazeera.

Serangan ini menjadi salah satu pelanggaran terbesar gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan mulai berlaku bulan lalu.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pada hari Rabu bahwa setidaknya 77 warga Palestina juga terluka dalam pemboman Israel, menurut data awal.

Serangan dilakukan di kawasan pemukiman dan lokasi penampungan warga.

Militer Israel menyatakan pasukannya menyerang target Hamas setelah kelompok tersebut menembaki tentara Israel dan dianggap melanggar gencatan senjata hampir enam minggu terakhir.

Tidak ada korban dari pihak Israel.

Baca juga: Reaksi Dunia atas Resolusi DK PBB untuk Gaza, Hamas Tolak Gagasan AS yang Dinilai Rugikan Palestina

Melaporkan dari Kota Gaza, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan serangan Israel menargetkan tiga lokasi spesifik, termasuk wilayah al-Mawasi di Gaza selatan, dekat Khan Younis.

Israel juga menyerang persimpangan di wilayah Shujayea di timur Kota Gaza yang dipenuhi keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi, dan sebuah bangunan di lingkungan Zeitoun yang menewaskan sedikitnya 10 orang – termasuk satu keluarga utuh.

“Seorang ayah, seorang ibu, dan tiga anak mereka tewas di dalam bangunan ini,” kata Mahmoud, seraya menambahkan bahwa serangan yang semakin intensif tersebut memicu kepanikan di seluruh Jalur Gaza.

Hamas mengecam serangan itu sebagai eskalasi berbahaya dan mendesak Amerika Serikat menekan Israel untuk mematuhi komitmen gencatan senjata.

Namun seorang pejabat AS menuduh Hamas justru berupaya melanggar kesepakatan dan tidak memenuhi komitmen demiliterisasi.

Pejabat itu menyebut taktik Hamas akan gagal.

Dikutip dari SCMP,tenaga medis melaporkan bahwa 10 warga tewas di Zeitoun, dua di Shejaia, sementara sisanya di dua serangan di Khan Younis, lokasi yang menampung banyak pengungsi. 

Serangan-serangan itu disebut melampaui “garis kuning” imajiner yang memisahkan area kontrol Israel dan Palestina.

Gencatan senjata 10 Oktober sempat menurunkan intensitas perang yang telah berlangsung dua tahun, memungkinkan ratusan ribu warga Palestina kembali ke Gaza dan meningkatkan arus bantuan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved