Senin, 1 September 2025

Virus Corona

Pemerintah Jepang Pertimbangkan Beri Subsidi Rp 14 Juta Bagi Para Pelajar

Beberapa universitas di Jepang juga telah mengeluarkan manfaat lainnya saat ini untuk membantu darurat para siswanya.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) Jepang di Kasumigaseki Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) sedang mempertimbangkan untuk memberikan subsidi 100.000 yen kepada setiap pelajar yang ada di Jepang.

"Kita sedang pertimbangkan setiap pelajar mendapat manfaat 100.000 yen pula nantinya, di luar 100.000 yen per kepala yang dijanjikan PM Jepang sudah mulai diberikan saat ini. Jadi kalau pelajar saja juga dapat 100.000 yen, total yang diperoleh bisa mencapai 200.000 yen per pelajar nantinya," kata sumber Tribunnews.com, Senin (11/5/2020).

Selain rencana tersebut, beberapa universitas di Jepang juga telah mengeluarkan manfaat lainnya saat ini untuk membantu darurat para siswanya.

Universitas Hiroshima telah memulai sistem pendukungnya sendiri. Pembayaran sekaligus 30.000 yen akan diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan keuangan.

Baca: 202 Kendaraan Travel Gelap Yang Bawa Pemudik Diamankan Polisi, Mayoritasnya Diamankan di Jalur Tikus

Universitas Dokkyo (Prefektur Saitama) telah memutuskan untuk memberikan 100.000 yen kepada semua siswa atas nama "dukungan pelajaran jarak jauh".

Dikatakan bahwa 8.600 orang akan mendapat manfaat sehingga 860 juta yen akan dianggarkan untuk manfaatnya. Karena anggarannya besar, bisnisnya akan dibekukan atau ditunda sementara.

Selain itu, Universitas Kanagawa (Prefektur Kanagawa), Universitas Rikkyo (Tokyo), Universitas Musashi (Tokyo), dan lainnya, telah memutuskan untuk membayar bantuan tetap 50.000 yen bagi siswanya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) telah memutuskan untuk menginvestasikan total 400 juta yen untuk universitas nasional dan 300 juta yen untuk universitas swasta (pembebasan biaya kuliah untuk siswa yang tiba-tiba terdampak keuangan rumah tangganya) melalui anggaran tambahan untuk tahun ini yang mencakup langkah-langkah terkait penanggulangan corona.

Baca: Mengaku Pemulung dengan Penghasilan 1.500, Abah Tono Ternyata Punya Rumah Tingkat & Anak-anak Sukses

Meskipun demikian beberapa eksekutif universitas mengakui bahwa "anggaran tambahan tidaklah cukup."

Pada 8 Mei lalu, Sekretaris Jenderal Tetsuo Saito dari Partai Komeito meminta Koichi Hagiuda (56), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi, untuk melakukan pembayaran tunai 100.000 yen segera bagi setiap siswa yang membutuhkan.

Targetnya diperkirakan sekitar 500.000 mahasiswa sarjana dan pascasarjana.

"Akan sangat membantu jika saya mendapat tunjangan 100.000 yen. Saya tidak bisa menutupi semua biaya kuliah, tetapi itu juga akan menjadi biaya hidup, dan tiket komuter (transportasi) ke universitas akan menelan biaya sekitar 60.000 yen," papar seorang siswa Kunioka seorang siswa Tokyo kepada Tribunnews.com.

Baca: Punya Pacar Baru, Tessa Kaunang Belum Mau Menikah Lagi

Apakah para pelajar ini akan mendapatkan manfaatnya?

"Berapa banyak menurut Anda ada mahasiswa dan pascasarjana di Jepang? Saat ini ada sekitar 3,16 juta orang. Jika hanya 500.000 dari mereka yang memenuhi syarat, apakah memang cukup? " tanya Hirokazu Ouchi, seorang profesor di Chukyo University, yang akrab dengan sistem beasiswa.

Apakah "500.000" sudah cukup? Sekarang persyaratan untuk tunjangan belum diklarifikasi.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan