Virus Corona
Presiden Tanzania Pertanyakan Kualitas Alat Tes Corona, Kambing & Pepaya Dinyatakan Positif
Keakuratan alat tes Covid-19 yang digunakan di Tanzania dipertanyakan presiden karena kambing dan pepaya dinyatakan positif penyakit ini.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
"Saya selalu mengutarakan kecurigaan saya tentang bagaimana laboratorium nasional kami melakukan kasus Covid-19," katanya di sebuah acara di Chato di Tanzania barat laut.
"Ada sesuatu yang terjadi. Saya katakan sebelumnya kita seharusnya tidak menerima bahwa setiap bantuan dimaksudkan untuk kebaikan bagi bangsa ini," katanya, seraya menambahkan bahwa kit harus diselidiki.
Baca: Amerika Kesulitan Tangani Covid-19, Donald Trump Harus Jalani Tes Virus Corona Setiap Hari
Baca: Santainya Singa-singa Rebahan di Jalan, Dampak akibat Afrika Selatan Lockdown
Tanzania telah mencatat 480 kasus COVID-19 dan 17 kematian pada Minggu lalu.
Namun tidak seperti pemerintahan negara Afrika lainnya, pemerintahan Tanzania lamban dalam memberikan solusi untuk warganya.
Alih-alih mempercepat langkah untuk menangani wabah, Magufuli justru meminta warganya untuk berdoa agar virus menghilang dan tetap membuka rumah ibadah.
Magufuli kini menaruh kepercayaan pada obat herbal yang dipromosikan Presiden Madagaskar.
Kendati demikian, rekomendasi ini juga belum teruji ilmiah secara internasional.
Baca: Jauh dari Keluarga, Gelandang Persebaya Surabaya Obati Rindu dengan Memasak Masakan Khas Afrika
Baca: Media Korut Publikasikan Surat dari Kim Jong Un untuk Presiden Afrika Selatan, Tertanggal 27 April
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa tidak ada bukti kemanjuran.
"Aku sedang berkomunikasi dengan Madagaskar," katanya.
"Mereka sudah mendapat obat. Kami akan mengirim penerbangan ke sana dan obat-obatan itu akan dibawa ke negara itu sehingga orang-orang Tanzania juga bisa mendapat manfaat," katanya.
Infeksi dan kematian Covid-19 yang dilaporkan di seluruh Afrika relatif rendah dibandingkan dengan Eropa, AS, dan sebagian Asia meskipun benua ini memiliki tingkat pengujian yang sangat rendah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)