Minggu, 7 September 2025

Hong Kong-China Memanas, Trump Bakal Beri Respons dalam Waktu Dekat

Amerika Serikat telah menentang keras kepada rencana Beijing yang hendak memperketat cengkramannya terhadap wilayah semi-otonom itu

MANDEL NGAN / AFP
Presiden AS Donald Trump berbicara saat pengarahan harian tentang virus corona di Brady Briefing Room di Gedung Putih Washington, DC. pada 23 April 2020 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Gelombang demonstrasi di Hong Kong masih terjadi di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Kabar terbaru, aparat melakukan penembakan terhadap ribuan demonstran yang menolak RUU Keamanan Nasional.

Baca: Hadapi Corona, Kehidupan Masyarakat di Daerah Kumuh Brasil Memprihatinkan: Geng Motor Jadi Penolong

Melansir Kompas.com, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya akan memberi respons 'yang sangat menarik' dalam beberapa hari ke depan terkait ancaman China dalam memperketat kendali pada Hong Kong, Selasa (26/5/2020).

Namun apa yang diharapkannya masih belum jelas.

Dilansir AFP, Amerika Serikat telah menentang keras kepada rencana Beijing yang hendak memperketat cengkramannya terhadap wilayah semi-otonom itu.

Ketika Trump ditanya apakah dia mempertimbangkan sanksi kepada China atau perbatasan visa kepada pelajar China, Trump berkata itu adalah pertanyaan yang penting dan dia akan melakukan sesuatu 'yang sangat menarik'.

"Ini sesuatu yang akan Anda dengar selanjutnya, sebelum akhir pekan. Sangat kuat (berpengaruh), saya pikir begitu," ujar Trump tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Ketika dia ditanya soal rapat Kongres yang memberikan sanksi pada pejabat China terkait kekerasan HAM terhadap minoritas etnis Uighur, Trump menjawab, "Kami mengawasi dengan ketat, akan saya tinjau lagi sore ini."

Sebelumnya, juru bicara perempuan Trump, Kayleigh McEnany mengatakan Trump memberitahunya bahwa dia merasa status Hong Kong merupakan pusat finansial global, sejajar dengan London dan New York, sedang berada dalam bahaya.

Menurut McEnany, Trump merasa sulit baginya untuk melihat bagaimana Hong Kong bisa menjadi pusat keuangan apabila diambil alih China.

Baca: New Normal, Taman Hiburan Jepang Larang Pengunjung Teriak di Rollercoaster & Pegangan di Rumah Hantu

Pemerintah Beijing diketahui ingin memberlakukan Undang Undang yang melarang pemisahan wilayah, sikap subversif, terorisme dan campur tangan asing di Hong Kong setelah berbulan-bulan protes demokrasi besar-besaran terjadi dari tahun lalu.

Aktivis di Hong Kong memperingatkan bahwa tindakan keras akan terjadi secara efektif yang artinya mengakhiri status khusus bekas jajahan kolonial Inggris, menikmati pemilihan umum, kebebasan pers dan kebebasan lain yang tidak ada di daratan utama China.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Trump akan Beri Respons Soal Tensi Hong Kong-China dalam Waktu Dekat

China Bakal Ambil Tindakan Balasan

Hubungan Amerika Serikat dengan China belakangan ini memanas.

Mulai dari saling sindir terkait pandemi virus corona atau Covid-19 hingga adu kuat di Laut China Selatan.

Baca: Amerika Serikat dan China di Ambang Perang Dingin yang Baru

Belum lama ini juga Amerika Serikat mem-blacklist sejumlah perusahaan China karena diduga terlibat terkait isu penindasan kelompok minoritas Uighur di China.

Ketegangan kedua negara tersebut juga merembet ke Hong Kong.

China gerah atas dukungan AS terhadap aksi demonstrasi di Hong Kong yang menolak undang-undang keamanan untuk daerah administrasi tersebut.

Mengutip Reuters, Senin (25/5), China memperingatkan AS bahwa Beijing akan mengambil tindakan balasan jika AS bersikeras melemahkan kepentingannya di Hong Kong.

Reaksi China itu muncul merespons komentar terbaru dari Washington terkait kemungkinan menjatuhkan sanksi atas undang-undang keamanan nasional baru untuk kota tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan dalam sebuah briefing bahwa AS berusaha membahayakan keamanan nasional China.

Lijian mengatakan Beijing telah mengajukan pernyataan tegas kepada Washington mengenai komentar penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien bahwa undang-undang keamanan untuk Hong Kong dapat memicu sanksi dari AS kepada Hong Kong dan China.

China dan Amerika Serikat di Ambang Perang Dingin Baru

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Luar Negeri China, Minggu (24/5/2020), seperti dilansir Kompas.com.

Ketegangan antara kedua negara itu didasari oleh wabah virus corona, Hong Kong dan masalah lainnya.

Baca: Tak Masalah Pelibatan TNI-Polri, yang Penting Partisipasi Masyarakat Tegakkan Disiplin Hidup Sehat

"Telah menjadi perhatian kami bahwa beberapa 'kekuatan politik' di AS menahan hubungan China-AS dan mendorong kedua negara ini ke tepi Perang Dingin baru," menteri luar negeri Wang Yi mengatakan kepada wartawan, seperti Dilansir media Perancis AFP.

Gesekan lama antara kedua kekuatan tersebut terjadi atas perdagangan, hak asasi manusia dan isu-isu lain yang didorong memuncak sejak merebaknya Covid-19.

Wang tidak mengidentifikasi "kekuatan" apa yang dia maksudkan, tetapi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memimpin kritik dunia atas penanganan awal China terhadap pandemi, yang telah menyebabkan lebih dari 330.000 kematian dan kemerosotan ekonomi di seluruh dunia.

Sebuah pengantar di legislatif China pada Jumat lalu yang berbentuk proposal untuk memberlakukan Undang Undang keamanan di Hong Kong guna menekan gerakan pro-demokrasi kota semi-otonom telah semakin meningkatkan tensi ketegangan dan memicu kecaman AS dan dunia.

Tetapi Wang membalas kepada Washington, menuduh AS berusaha berulang kali "menyerang dan mencoreng" China.

Baca: Menolak Bayar Ongkos Taksi, Pria dengan Covid-19 Ini Ludahi sang Sopir hingga Tertular & Meninggal

"Selain kehancuran yang disebabkan oleh virus corona, ada juga virus politik yang menyebar di AS," kata Wang pada konferensi pers di sisi pertemuan legislatif tahunan.

"Virus politik ini adalah menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk menyerang dan mengejek China. Beberapa politisi sama sekali mengabaikan fakta dasar dan telah mengarang terlalu banyak kebohongan yang menargetkan China, dan merencanakan terlalu banyak konspirasi," ungkap Wang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Menlu China: AS-China di Ambang Perang Dingin Baru

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan