Oposisi Iran yang Tinggal di Eropa Ini Simpulkan Eks PM Lebanon Dibunuh atas Instruksi Teheran
Dalam logikanya, Mohaddessin menyimpulkan karena (diyakini) dilakukan oleh Hizbullah.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, DEN HAAG - Pada Selasa (18/8/2020), Pengadilan di Den Haag mengumumkan putusannya soal kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafiq Hariri.
Eks PM Lebanon itu tewas dalam serangan teroris di Lebanon, Februari 2005 silam. Selain Hariri, 21 orang lainnya tewas, dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.
Mengenai keputusan pengadilan, Mohammad Mohaddessin, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Nasional Perlawanan Iran (anti pemerintah Iran) yang tinggal di Perancis ini langsung menyimpulkan:
Baca: Presiden Lebanon Tak Percaya Hizbullah Terkait Ledakan Dahsyat di Beirut
"Terlepas dari semua batasan dan sabotase, keputusan pengadilan tidak meragukan lagi bahwa kejahatan besar ini dilakukan Hezbollah, yang merupakan bagian dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC)."
Dalam logikanya, Mohaddessin menyimpulkan karena (diyakini) dilakukan oleh Hizbullah, maka itu diperintahkan oleh Garda Revolusi Iran. Dan, karena Garda Revolusi Iran yang memerintahkan, maka Pemimpin Tertinggi Iran juga terlibat.
Menurut pandangan Mohaddessin, pembunuhan Rafik Hariri diperintahkan oleh Ayatullah Khamenei sendiri dan direncanakan oleh Qassem Soleimani dan merupakan bagian dari rencana keseluruhan Iran untuk menggunakan kendali penuh atas Lebanon.
"Rezim ulama, Hizbollah dan pasukan Quds tidak pernah melakukan upaya apapun untuk mengganggu penyelidikan dalam 15 tahun terakhir, menyembunyikan para pelaku kejahatan dan tersangka, dan mencegah mereka untuk diserahkan ke pengadilan," ujar pendukung Dinasti Pahlevi yang terguling oleh revolusi Iran tahun 1979 ini.
Baca: Presiden Lebanon: Mustahil Ledakan Pelabuhan Beirut Dipicu Senjata Hizbullah
Ia juga berkeyakinan, satu-satunya solusi untuk krisis Lebanon adalah mengusir rezim Iran dari Lebanon dan memutuskan tentakel IRGC dan tentara bayarannya seperti Hezbollah dari Lebanon.
"Ini adalah tugas Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara-negara anggotanya, Uni Eropa, dan semua pihak yang mengupayakan perdamaian dan stabilitas di Lebanon dan Timur Tengah," ujar tokoh oposisi Iran yang hidup di Paris, Perancis ini.
Sebagai informasi tentang Hizbullah, Kelompok ini secara rutin berselisih dengan Israel dan menentang pengaruh barat di Lebanon. Kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia.
Sebagian berita ini telah tayang di Kompas.com: https://www.kompas.com/global/read/2020/08/20/151842970/mendiang-pm-lebanon-rafiq-hariri-diduga-dibunuh-atas-perintah-pemimpin