Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Terhuyung dalam Perang Ukraina: Negara Bagian Kehabisan Uang untuk Bayar Gaji Tentara
Pembayaran gaji pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina ditangguhkan karena kurangnya dana anggaran.
Rusia Terhuyung dalam Perang Ukraina: Negara Bagian Kehabisan Uang untuk Bayar Gaji Tentara
TRIBUNNEWS.COM - Perang Ukraina yang sudah berlangsung empat tahun sejak 2022 terbukti menguras keuangan Rusia.
Satu di antara indikasi utama itu merujuk pada informasi kalau pembayaran gaji pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina ditangguhkan karena kurangnya dana anggaran.
Menteri keuangan Yakutia, satu di antara wilayah federal Rusia, mengatakan, pasukan dari negara di Timur Jauh Rusia tersebut tidak dapat menerima bonus dan pembayaran satu kali karena kekurangan tersebut.
Baca juga: NATO Tersentak, Belanda Kirim Tentara ke Polandia: Amankan Bantuan Militer Buat Ukraina Lawan Rusia
Arti Penting Informasi Ini
Presiden Rusia, Vladimir Putin sebelumnya menjanjikan dana militer besar demi menarik personel militer untuk berperang.
Anggaran militer besar ini juga sebagai bagian dari kebijakan jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjata Rusia.
"Laporan kalau pasukan Rusia justru menghadapi masalah mendapatkan pembayaran gaji bisa menjadi tanda peringatan masalah likuiditas di dalam mesin perang Rusia," tulis ulasan NW, dikutip Senin (24/11/2025).
Apa Yang Harus Diketahui
Rusia telah menawarkan insentif keuangan yang sangat besar untuk menarik rekrutmen militer.
Dalam sistem militer di Rusia, negara tersebut memang memberlakukan wajib miiliter baik sebagai keharusan maupun secara sukarela.
Agar banyak yang masuk menjadi tentara, Rusia menjanjikan gaji besar bagi mereka, termasuk bonus penandatanganan yang tinggi, gaji beberapa kali lipat dari rata-rata nasional dan paket kompensasi untuk keluarga jika terjadi cedera atau kematian.
Rekrutmen militer ini dimobilisasi di semua negara bagian Rusia, dengan sistematika pembayaran bervariasi antara satu wilayah dan wilayah lain.
Menurut Yakutsk Online, Republik Yakutia sebelumnya telah mengalokasikan hingga 2,6 juta rubel (sekitar $ 29.000) per tentara kontrak.
Ini dibagi di antara federal (400.000 rubel — $ 4.500), regional (1,8 juta rubel — $ 20.000), dan anggaran kota (400.000 rubel — $ 4.500), menurut United24 Media.
Namun, media Rusia melaporkan kalau Yakutia menangguhkan pembayaran gaji ke pasukan karena kekurangan anggaran regional dan ketidakmampuan untuk memperkirakan permintaan.
Menteri Keuangan Yakutia, Ivan Alekseev, mengumumkan jeda pembayaran selama siaran televisi lokal di mana ia menjelaskan bagaimana tidak mungkin untuk menghitung terlebih dahulu berapa banyak orang yang membutuhkan pembayaran.
Sumber: Tribunnews.com
Konflik Rusia Vs Ukraina
| AS Yakin Perdamaian Ukraina Makin Dekat, Zelensky Bersiap Terbang ke Washington Temui Trump |
|---|
| NATO Tersentak, Belanda Kirim Tentara ke Polandia: Amankan Bantuan Militer Buat Ukraina Lawan Rusia |
|---|
| AS Ajukan Rencana Perdamaian 28 Poin: Ukraina Diminta Serahkan Wilayah ke Rusia? |
|---|
| Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.369: AS Tekan Zelensky Hentikan Perang dan Setujui Kesepakatan Damai |
|---|
| Putin Gertak Ukraina, Ancam Rebut Lebih Banyak Wilayah jika Proposal Damai Ditolak Kyiv |
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/ilustrasi-tentara-rusia-presiden-vladimir-putin-menggelar-mobilisasi-militer.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.