Rabu, 8 Oktober 2025

Kisah Alexey Navalny, Racun Novichok, dan Proyek Gas Nord Stream 2

Dmitry Babich, jurnalis Rusia, kolumnis dan narasumber sejumlah televisi internasional menyebut reaksi media dan pejabat barat sangat emosional.

Kirill KUDRYAVTSEV / AFP
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020. 

Demmer merujuk pernyataan Merkel, yang mengatakan pekan lalu pipa gas harus diselesaikan.

"Dari sudut pandang Kanselir, tidak pantas untuk menghubungkan proyek ini, yang dilaksanakan sebagai bagian dari bisnis, dengan situasi di sekitar Navalny," katanya.  

Navalny dilarikan ke rumah sakit di Kota Omsk pada 20 Agustus. Pesawat terbang yang ditumpanginya terpaksa mendarat setelah blogger itu tiba-tiba merasa tak enak badan dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow.

Segera setelah Navalny sakit, juru bicaranya Kira Yarmysh menyatakan Navalny mungkin telah diracuni. Setelah melakukan beberapa tes, petugas medis Rusia menetapkan tidak ada jejak racun di tubuh Navalny.

Sementara pihak berwenang di RS Omsk, tempat Alexei Navalny pertama kali ditangani, para dokter tidak menemukan jejak racun apapun.

Pada saat yang sama, dokter dari Institut Pertolongan Pertama Darurat Moskow, Nikolay Sklifosovsky juga menyatakan tak ada jejak zat kelompok penghambat kolinesterase di tubuh Navalny.

Diagnosa awal, Navalny disebabkan penurunan glukosa secara tiba-tiba dalam darahnya karena ketidakseimbangan metabolisme.

Navalny dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma dan dipasang ventilator. Pada 22 Agustus, dia diterbangkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut.

Para dokter menambahkan tidak ada ancaman dalam hidupnya tetapi ada kemungkinan efek jangka panjang pada sistem sarafnya

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengingatkan pemerintah Jerman tidak memiliki dasar apapun menyangkut kasus Navalny.

Moskow menyatakan bingung, mengapa Berlin pertama kali berbicara kepada Uni Eropa, NATO dan pihak ketiga, seperti Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), alih-alih menghubungi Rusia secara langsung.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved