POPULER Internasional: Kekejaman di Dalam Penjara Korea Utara | Longsor di Vietnam
Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Human Rights Watch (HRW) mengungkap kejamnya kehidupan di dalam penjara Korea Utara.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Human Rights Watch (HRW) mengungkap kejamnya kehidupan di dalam penjara Korea Utara.
Sementara itu, China segera luncurkan kapan induk terarunya.
Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan berada dalam depresi besar jika dia mendengarkan nasihat dari ilmuwan.
Di Vietnam, banjir besar dan tanah longsor melanda selama lebih dari seminggu.
1. Kejamnya Kehidupan di Dalam Penjara Korea Utara, Tahanan Diperlakukan Lebih Rendah daripada Binatang
Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Human Rights Watch (HRW) mengungkap penyiksaan sistematis, pelecehan seksual, dan kondisi kesehatan berbahaya yang tersebar luas dalam sistem penahanan praperadilan Korea Utara.
Dokumen tersebut menyorot sistem peradilan pidana yang seringkali buram, di mana tersangka dianggap memiliki nilai yang lebih rendah dari binatang.
Pelanggaran hak asasi manusia di dalam negara itu telah didokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun, termasuk oleh Komisi Penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2014.
Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang sistem praperadilan.
Baca juga: Kepala Pentagon: Program Nuklir Korea Utara Ancaman Serius Terhadap Keamanan
Laporan setebal 88 halaman tersebut mewawancarai delapan mantan pejabat pemerintah dan 22 mantan tahanan.
Semua yang diwawancarai meninggalkan Korea Utara setelah 2011.
Saat itu adalah tahun di mana Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan.

Dilansir CNN, laporan itu disusun berdasarkan wawancara dengan puluhan tahanan dan mantan pejabat.
"Sistem penahanan dan penyelidikan praperadilan Korea Utara sewenang-wenang, penuh kekerasan, kejam, dan merendahkan martabat," kata Brad Adams, direktur Asia di HRW, dalam siaran persnya.
"Warga Korea Utara mengatakan bahwa mereka hidup dalam ketakutan terus-menerus untuk terjebak dalam sistem, di mana prosedur resmi biasanya tidak relevan, dianggap salah, dan satu-satunya jalan adalah melalui suap dan koneksi," terang Adams.
2. Kapal Induk Terbaru China Segera Diluncurkan, Berapa Banyak Jet Tempur yang Bisa Diangkut?
China diprediksi akan meluncurkan kapal induk ketiganya yang lebih besar dengan teknologi yang lebih canggih paling cepat akhir tahun ini.
Perkembangan tersebut bakal semakin meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat ( AS) tentang aktivitas modernisasi Angkatan Laut China yang agresif sekaligus kecepatan pembuatan kapal China.

Surat kabar Global Times yang didukung pemerintah China mengutip sebuah publikasi Ordnance Industry Science Technology.
Baca juga: Amerika Kembali Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan
Publikasi tersebut menyatakan bahwa foto yang diambil pada awal September menunjukkan ada perbedaan yang cukup signifikan untuk desain kapal induk terbaru China.
Setelah meluncurkan kapal induk keduanya, Shangdong, China lalu mengerjakan pembangunan kapal induk ketiga yang lebih baru dan jauh lebih mumpuni.
Shandong merupakan kapal induk pertama yang dibuat di dalam negeri.
Sedangkan kapal induk pertama China, Liaoning, didatangkan dari Ukraina dan dilanjutkan pembangunannya di dalam negeri.
Baca juga: AS Curiga China Lakukan Genosida Terhadap Muslim Uighur di Xinjiang
Baik Liaoning dan Shandong memiliki haluan yang lebih tinggi dibandingkan buritannya dengan desain seperti peluncur ski sebagaimana dilansir dari The National Interest, Sabtu (17/10/2020).
Sekarang, Angkatan Laut China sedang membangun kapal induk yang lebih besar, lebih datar, dan lebih modern.
3. Donald Trump: Amerika Serikat Akan Depresi Besar jika Saya Mendengarkan Ilmuwan
Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan berada dalam depresi besar jika dia mendengarkan nasihat dari ilmuwan.
Trump menyinggung berbagai saran ilmuwan dan pakar epidemiolog mengenai penanganan pandemi Covid-19 di AS.
Dikutip dari New York Post, Trump membuat prediksi ekonomi dalam kampanyenya di Carson City, Nevada Minggu (18/10/2020) lalu.
Menurutnya, AS akan mengalami Depresi Besar lagi jika Joe Biden terpilih sebagai presiden.
"Dia akan mengunci. Orang ini ingin mengunci," kata Trump tentang Biden.
Baca juga: Viral Pria Bergelantungan di Trump Tower, Minta Bertemu dengan Presiden atau Ancam Potong Talinya
Baca juga: Ada Hikmahnya Buat Indonesia Jika Biden Kalahkan Trump di Pilpres AS

Dia mengacu pada kebijakan lockdown untuk menanggulangi wabah corona.
"Dia (Biden) akan mendengarkan para ilmuwan."
"Jika saya benzar-benar mendengarkan para ilmuwan, kita sekarang akan memiliki negara yang akan mengalami depresi besar," tambah Trump.
Presiden mengatakan bahwa sebaliknya AS akan segera pulih jika berada di bawah pemerintahannya.
"Kami seperti kapal roket. Coba lihat angkanya," kata Trump kepada kerumunan.
4. Longsor di Kamp Militer Vietnam, 22 Tentara Tewas, 13 Anggota Tim Penyelamat Tewas saat Pencarian
Banjir besar dan tanah longsor melanda Vietnam tengah selama lebih dari seminggu.
Petugas penyelamat menghadapi situasi berbahaya.
13 orang dari tim penyelamat tewas saat mencoba mencari korban yang terjebak di lumpur.
Seperti yang dilansir Deutsche Welle, tim penyelamat di Vietnam berpacu melawan waktu pada hari Minggu (18/10/2020) untuk mencari korban, setelah serangkaian tanah longsor membanjiri sebuah kamp militer.
Hujan deras yang melanda Vietnam tengah selama lebih dari seminggu, mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Setidaknya 64 orang tewas, menurut otoritas manajemen bencana negara itu.
Baca juga: Minggu Siang PM Jepang Yoshihide Suga Bertolak ke Vietnam Sebelum ke Indonesia
Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga Dipastikan ke Indonesia dan Vietnam antara 18-22 Oktober
"Dari jam 2 pagi hingga sekarang, telah terjadi empat hingga lima tanah longsor, meledak seperti bom, dan rasanya seluruh gunung akan runtuh," kata pejabat setempat Ha Ngoc Duong, seperti dilansir surat kabar Vietnam VnExpress.
Ha Ngoc Duong memperingatkan bahwa situasinya bisa memburuk.

(Tribunnews.com)