Virus Corona
Inggris Umumkan Lockdown Selama Sebulan Setelah Covid-19 Tembus 1 Juta Kasus
Boris Johnson mengatakan pembatasan nasional secara ketat akan berlaku di Inggris mulai 5 November hingga 2 Desember 2020.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Inggris kembali mengumumkan lockdown selama satu bulan setelah covid-19 di negara itu tembus 1 juta kasus.
Keputusan tersebut diumumkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Sabtu (31/10/2020).
Boris Johnson mengatakan pembatasan nasional secara ketat akan berlaku di Inggris mulai 5 November hingga 2 Desember 2020.
Dalam konferensi pers PM Inggris itu mengatakan tidak ada perdana menteri yang bertanggung jawab yang dapat mengabaikan data suram tersebut.
“Kita harus bertindak sekarang,” mengutip keterangan Boris Johnson di website resmi UK, www.gov.uk.
Baca juga: Menteri Kesehatan Brasil Harus Dirawat di Rumah Sakit Setelah Terinfeksi Covid-19
Menurutnya tidak ada yang ingin mengambil tindakan ini dimanapun, karena akan menimbulkan banyak dampak pada pekerjaan hingga kesehatan mental masyarakat.
“Kami tidak ingin menutup bisnis, pub, dan restoran di satu bagian negara, yang insidennya sangat rendah, ketika sebagian besar infeksi terjadi di tempat lain,” ujarnya
Namun, ia berharap dengan tindakan lokal yang kuat, kepemimpinan lokal yang kuat, pihaknya dapat menurunkan tingkat penularan di mana penyakit melonjak, dan mengatasi masalah di seluruh negeri.
Mengutip keterangan Boris Johnson di twitter @10DowningStreet, rakyat Inggris diminta tinggal di rumah dengan pengecualian terbatas atau alasan yang diperbolehkan pemerintah.
Yakni untuk pendidikan, untuk pekerjaan (jika tidak dapat bekerja dari rumah), untuk berolahraga dan rekreasi di luar ruangan (dengan catatan tertentu), untuk alasan medis (janji temu dan untuk menghindari cedera atau bahaya), untuk berbelanja makanan dan kebutuhan pokok, dan untuk memberikan perawatan bagi orang yang rentan, atau sebagai relawan.
Tempat rekreasi dan hiburan semua akan ditutup, tapi toko-toko penting untuk kebutuhan utama akan tetap buka.
“Jadi tidak perlu menyimpan,” kata Boris.
Sementara itu, pub, bar, restoran harus tutup kecuali untuk layanan bawa pulang dan pengiriman.
“Setelah 4 minggu, kami akan kembali ke pendekatan lokal dan regional, berdasarkan data terbaru,” tulisnya.
Melansir Reuters, Inggris telah melaporkan 46.555 kematian akibat COVID-19 - didefinisikan sebagai mereka yang meninggal dalam 28 hari setelah hasil tes positif.
Ukuran kematian yang lebih luas dari orang-orang dengan COVID-19 pada sertifikat kematian mereka memberikan jumlah 58.925.
Inggris Raya memiliki jumlah kematian resmi terbesar kelima di dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Meksiko, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.