Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Pilpres AS 2020: Sekira 92 Juta Orang Telah Memberikan Suara Lebih Awal
Sekira 92 juta orang telah memberikan suara atau sudah dua pertiga dari total suara yang dihitung dalam Pemilihan Umum 2016 lalu.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Profesor di Universitas Florida yang menjalankan Proyek Pemilu AS mengatakan, sekira 92 juta orang telah memberikan suara atau sudah dua pertiga dari total suara yang dihitung dalam Pemilihan Umum 2016 lalu.
Mengutip USA Today, pemungutan suara secara langsung berakhir Sabtu (31/10/2020) di lima negara bagian dan dijadwalkan berakhir Minggu di Florida, New York dan Wisconsin.
Sementara, total perolehan suara awal yang bersejarah di Texas membuat Demokrat bermimpi besar.
Banyak lansia menolak memberikan suara lebih awal karena Covid-19 dan masalah lainnya, sehingga wanita yang lebih muda mengisi kekosongan.
Baca juga: Pilpres AS 2020: Trump Dapat Kecaman dari Warga Meksiko hingga Boneka Dibakar
Baca juga: Penelitian Stanford: Kampanye Trump Diyakini Sumbang 700 Kematian dan 30 Ribu Kasus Covid-19 di AS

Menjelang Hari Pemilu, USA TODAY terus memantau apa yang terjadi saat para pemilih di seluruh negeri memberikan suara.
Berikut Tribunnews rangkum beberapa hal penting tentang Pilpres Amerika Serikat 2020:
Pemungutan Suara di Texas
Sejumlah rekor suara yang diberikan selama periode pemungutan suara awal di Texas membuat Demokrat optimis partai tersebut dapat membuat terobosan di negara bagian Republik yang kuat.
USA Today melaporkan, lebih banyak orang memberikan suara pada awal tahun ini di Texas daripada yang memberikan suara di seluruh pemilihan presiden 2016, termasuk pada Hari Pemilihan.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden bersaing ketat di Texas.
Tetap saja, Demokrat tidak bisa terlalu nyaman.
Baca juga: Pilpres AS 2020: 4 Negara Asia yang Dukung Donald Trump Menang, dari Hong Kong hingga Jepang

"Kami tidak memiliki banyak pengalaman dengan Texas sebagai negara bagian medan pertempuran," tulis Amy Walter, seorang staf penulis Cook Political Report.
Surat suara yang tidak terkirim ditemukan di kantor pos Florida
Petugas pos dan penegak hukum tengah menyelidiki setelah empat lusin surat suara yang ditemukan tidak terkirim di kantor pos di Florida.
Sabtu kemarin, penyelidik Kantor Pos AS mengatakan, mereka menemukan enam surat suara lengkap dan 42 surat suara kosong di antara tumpukan surat yang tidak terkirim di kantor pos dekat Homestead di ujung selatan semenanjung Florida.
Video yang diambil oleh seorang pekerja pos menunjukkan, surat suara itu sudah disimpan di sana selama lebih dari seminggu.
Baca juga: Jelang Pilpres AS, Kampanye Terbuka di Tengah Pandemi, Ada yang Gunakan Kapal Boat di Florida
Pejabat pemilihan Miami-Dade County mengatakan, 18 pemilih telah memberikan surat suara secara langsung di tempat pemungutan suara awal atau melalui surat suara pengganti.

Departemen tersebut telah menerima enam surat suara yang telah selesai dan menghubungi 24 pemilih yang tersisa untuk membantu mereka mendapatkan surat suara mereka dikembalikan pada batas waktu Selasa pukul 19.00 waktu setempat.
Penyelidikan diluncurkan setelah Pemimpin House Minority McGhee mengtweet video yang diambil oleh seorang pekerja pos dari tumpukan surat yang tidak terkirim.
Michigan kembali menjadi sasaran disinformasi pemilu
USA Today mewartakan, taktik disinformasi yang digunakan untuk menyesatkan pemilih terus berlanjut dan berkembang hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden.
Tetapi, apa peran disinformasi yang mungkin dimainkan pada Hari Pemilu di Michigan belum jelas.
Dalam empat tahun sejak pemilihan presiden terakhir, pertanyaan masih seputar bagaimana media sosial mengubah apa yang terjadi di bilik suara.
Baca juga: Pakar: Siapapun Pemenang Pemilu AS Tidak Akan Berpengaruh ke Indonesia

Baca juga: Ekonomi AS Meroket 33,1 Persen, Tapi Gelombang Kedua Covid-19 Jadi Ancaman
Beberapa strategi dari tahun 2016 tampaknya terus berlanjut, termasuk menargetkan kelompok minoritas dengan pesan yang dimaksudkan untuk mencegah mereka memberikan suara.
Setelah pemilihan presiden 2016 di Michigan, bukti upaya sengaja Rusia untuk menyesatkan pemilih AS melalui kampanye disinformasi terkoordinasi di media sosial mulai bermunculan.
Menurut laporan Komite Intelijen Senat tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, Michigan merupakan satu dari sembilan negara bagian yang dikunjungi dua agen Rusia pada Juni 2014 sebagai bagian dari misi pengumpulan intelije.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)