Virus Corona
Wapres UEA Sheikh Mohammed Terima Uji Coba Vaksin Virus Corona
Langkah ini dianggap efektif dan telah menghasilkan 'respons yang kuat' oleh antibodi yang dihasilkan pada percobaan terhadap relawan.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Wakil Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum menerima uji coba vaksin virus corona (Covid-19) pada hari Selasa waktu setempat.
Ia memposting gambar di akun Twitter miliknya dan mengatakan bahwa pemerintah UEA berharap vaksin ini akan membuat masyarakat negara itu sehat.
Baca juga: Update Covid-19 Global: Total Kasus Virus Corona di AS 9,4 Juta, Catat 63 Ribu Infeksi Baru
"Saat menerima vaksin Covid-19 hari ini, kami berharap semua orang selamat dan sehat, dan kami bangga dengan tim kami yang telah bekerja tanpa henti untuk membuat vaksin tersedia di UEA. Masa depan akan selalu lebih baik di UEA," cuit al-Maktoum.
Awal bulan lalu, Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan juga telah menerima uji coba vaksin tersebut.
Baca juga: Update Covid-19 Global: Total Kasus Virus Corona 47,2 Juta, Prancis 1,4 Juta Infeksi
Dikutip dari laman Arab News, Selasa (3/11/2020) al-Nahyan memposting gambar dirinya sedang menerima vaksin uji coba.
"Vaksinasi corona adalah cara kami untuk kembali ke kehidupan normal," kata al-Nahyan.
Sementara itu pada bulan September lalu, UEA telah mengeluarkan persetujuan darurat untuk uji coba vaksin corona bagi petugas kesehatan garis depan.
Baca juga: Pejabat AS Sebut Perang Dunia Ketiga Telah Dimulai, Diawali dengan Serangan Virus Corona
"Vaksin akan tersedia untuk pahlawan pertahanan garis pertama kami yang berada pada risiko tertinggi tertular virus," kata Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA.
Sementara itu, menurut Menteri Kesehatan dan Pencegahan Penyakit UEA sekaligus orang pertama yang menerima vaksin, Abdul Rahman Al-Owais, vaksin ini sudah sesuai dengan Undang-undang (UU) negara.
Langkah ini dianggap efektif dan telah menghasilkan 'respons yang kuat' oleh antibodi yang dihasilkan pada percobaan terhadap relawan.